Mahesa Jenar: Terserahmu

« BAT-Aryo | Depan | Can Love Change Destiny? »

Terserahmu

Jika cinta ini yang kau inginkan, ambillah semaumu, aku sedia segalaku...
Tapi jika jadi beban perjalanan hidupmu,
biar aku rangkai cerita lain di luarmu

-fh-

Ditulis oleh Aryo Sanjaya pada April 2, 2006 12:37 AM | Permalink

Ada 9 komentar

rita pada April 3, 2006 8:54 AM menulis:

lho...lho...lagi broken heart ya :p ...

Balas Komentar Ini

ferdhie pada April 3, 2006 11:59 AM menulis:

iki maksude opo? ga jelas

Balas Komentar Ini

Aryo Sanjaya pada April 3, 2006 5:47 PM menulis:

Lagi confuse aja... mana langkah terbaik untuk kita :(

Ndoweh ga nyeni, kurang sensi lu :D

Balas Komentar Ini

rita pada April 3, 2006 9:17 PM menulis:

"Ndoweh ga nyeni, kurang sensi lu" .... bukane ga sensi tapi asline Ferdhie iku isin, soale awakmu lagi broken heart ma dia ;;)

inisial -fh- (iki kok seperti inisial nama'e Ferdhie)... mmm..jangan2 kalian... :-SS

Balas Komentar Ini

Aryo Sanjaya pada April 3, 2006 9:51 PM menulis:

Iyo i... kok madani inisial iku :(

hura ah, lek ferdi kan hf, kuwalek... aman aman aman... :D

Balas Komentar Ini

isdah ahmad pada April 4, 2006 1:05 AM menulis:

hf > Hewod Ferdhie... :P

Balas Komentar Ini

DenBagus pada April 5, 2006 12:10 AM menulis:

Seorang kaya meminta guru Zen, Sengai, untuk menulis suatu kaligrafi demi kejayaan keluarganya dan berharap tulisan itu dapat menjadi
catatan sejarah untuk anak cucu-nya di masa depan.

Sengai mengambil kertas yang besar dan menulis: "Sang Ayah mati
kemudian Sang Anak mati dan akhirnya Sang Cucu mati".

Orang kaya itu menjadi marah. "Saya mengharapkan anda menulis sesuatu untuk kebahagiaan kami sekeluarga! Kenapa anda membuat lelucon seperti ini?"

Sengai menjawab: "Saya tidak bermaksud untuk membuat lelucon. Jika
anak anda mati sebelum anda meninggal, maka anda akan bersedih. Jika cucu anda mati sebelum anak anda mati, anda berdua akan kecewa berat.

Jika keluarga anda, generasi demi generasi meninggal dengan urutan yang saya sebut, itu adalah sesuatu yang alami di dunia ini. Saya menyebut ini sebagai kejayaan hidup.

Balas Komentar Ini

jaylangkung pada April 6, 2006 1:01 AM menulis: