Gelar Kesarjanaan
Tidak terasa sudah tiga tahun aku menyandang gelar sarjana. Ya, Sarjana Komputer.
Haryono, S.Kom, Keren bukan?
*koor: yaaa...!!!*
(narsis kumat)
Tetapi, aku sering lupa kalo telah memiliki gelar sarjana. Sebab jarang sekali hal
itu aku gunakan. Yang masih selalu teringat, aku sudah lulus kuliah, itu saja.
Mengenai gelar, aku hanya menggunakannya pada awal-awal lulus kuliah dulu, yaitu
untuk bikin surat lamaran kerja. Setelah diterima di SIP3 PLN Malang, yang lalu
akhirnya pindah ke kantor sekarang, gelar itu tidak pernah lagi terusik.
Duh, bukannya aku tidak menghargai perjuanganku dalam mendapatkan gelar sarjana,
dan tentunya pengorbanan biaya oleh Ortu, namun penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
yang sangat jarang dan hampir tidak ada, menenggelamkan gelar itu dengan
sendirinya. Di mana-mana kalo aku tulis nama ya Aryo Sanjaya, itu saja.
Ketika melamar kerja di kantor yang sekarang, saat interview, Big Boss sama
sekali tidak tertarik dengan berbagai macam sertifikasi formal yang aku sertakan,
termasuk ijazah yang melegalkan aku menggunakan gelar sarjana. Pandangan Boss
justru tertuju pada sertifikat yang aku dapatkan dari
Brainbench, yang
menyatakan aku lulus ujian Javascript, lalu pengalaman programming
PHP-ku. Sedangkan ijazah dan sertifikat lain cuma dilirik
saja.
Jika memang tidak pernah dipergunakan, berarti dapat dikatakan bahwa gelar itu
percuma aku miliki dong?
Kalau menurutku, pendidikan itu penting artinya, namun gelar bukan segalanya.
Untuk mendapatkan pendidikan itu, aku harus kuliah, dan gelar adalah efek dari
selesainya pendidikan, bukan target yang aku tuju.
Dulu sempat prihatin dengan perjuangan beberapa rekan, yang memprioritaskan pada
pencapaian nilai dan target lulus yang cepat.
Memang benar, dengan nilai IPK yang tinggi, akan mendapatkan kesempatan yang
lebih baik dibandingkan dengan yang nilainya lebih rendah. Namun hendaknya nilai
itu dijadikan sebagai efek, bukan sebagai target. Tidak semua perusahaan
menjadikan nilai IPK sebagai parameter, contohnya ya kantorku ini.
Kalaupun ada perusahaan yang mematok IPK calon karyawan minimal harus sekian
koma sekian, itu hanya kemalasan mereka untuk melakukan seleksi dari seluruh
pelamar yang masuk, jadi main babat saja, dengan resiko kehilangan pekerja
potensial yang kebetulan punya IPK rendah, seperti aku *Uhk*
IPK rendah bukan berarti komposisi otak yang rendah dan kemalasan yang tinggi
kan?
(Warning: ini bukan pembenaran untuk aku yang ber-IPK rendah!)
Mengenai cepatnya kelulusan, berimbas pada penghematan biaya kuliah, dan
kesempatan yang lebih luas karena mendahului rekannya yang lain.
Namun menurutku itu juga tidak sepenuhnya benar. Dengan semakin cepat lulus,
akan melewatkan kesempatan berkreasi dan berbagi pengalaman dengan rekan kuliah
yang lain. Ilmu dari perkuliahan sejauh yang aku tau hanya berupa dasar
pemikiran dan landasan teori, sedangkan untuk mendapatkan ilmu yang sesungguhnya,
tetap harus dicari di luar perkuliahan, dengan bekal yang didapat dari kelas.
Kalaupun harus ada statistik, aku yakin 50% lebih ketrampilan yang aku miliki
aku dapatkan dari luar kampus. Bersama rekan satu kelas mendirikan Unit Kegiatan
Mahasiswa SCeN (STIKI Computer Networking
Club), mengasah kemampuan programming dengan membantu rekan lain yang sedang
menerima proyek, mengikuti mailing-list dan forum diskusi, dan kegiatan tidak
rutin yang lain.
Kegiatan ekstra inilah yang sempat menyita kegiatan perkuliahan, dan sedikit
memolorkan masa kuliah.
(Warning: ini bukan pembenaran untuk aku yang telat lulus!)
Kalau dipikir, bukankah dengan tanpa kuliah, aku tetap dapat melakukan
kegiatan itu semua?
Bisa jadi benar, namun hasilnya mungkin beda. Alasannya, karena dengan kuliah
aku jadi tau apa yang aku lakukan.
Sebelum kuliah aku sudah bisa bikin program aplikasi, yang beberapa di antaranya
sempat beredar di pasaran. Namun dengan kuliah, aku jadi tau apa itu
Flowchart, DFD, ERD, StateChart, Interaksi Manusia dan Komputer, etc,
yang mendasari pembuatan program, bahkan desain sistem.
Jadi, kuliah itu penting, namun usaha untuk belajar tidak hanya berhenti di kampus, dan gelar sarjana itu hanya efek semata.
Ada 12 komentar
wadohhh...fotone diimut2no rek!!!
Balas Komentar IniAsline JENENG SAMPEAN SOPO? kok nulis ARYO SANJAYA? tapi pas nulis GELAR LULUS kok HARYONO? (koyo ustad sing klambine putih kae ki.. ki.. ki..)
Bill Gates ama si Dedengkot Oracle kwi yo ra lulus tapi PINTER lan duwike sak arat-arat *opo hubungane? ra ruh wis :D
Balas Komentar IniFoto itu diambil 3 tahun lalu...mm..sepertinya sudah ada ekspresi narsis di wajahmu...rupanya sudah bawaan lahir sifat itu =:)
Balas Komentar Inihuhuhu...
hampir sama nih, saya di binusComputerClub "www.bncc.net"
udah ngos2an, ngerjain project external, internal
kuliah ku terlantar, huehuhuee
Balas Komentar Ini#rita:
sopo sing ngemut?
*salah fokus*
#jauhari:
jenengku tergantung tempat dan waktu, bisa Aryo, bisa Erlin :p
Bill Gates karo Bos Oracle iku mergane lahire Sabtu Kliwon.
#july:
keliru, justru narsis itu mulai ada di dunia sejak aku lahir :D
*narsis banget toh*
#irfani:
Balas Komentar Iniiya, terlantar ataupun tidak, tapi kamu tetep harus NONGGENGG!!!
*kebawa suasana kampung*
lho...lho....lho.... :) baru tahu aku sekarang nich ternyata mbah aryo ini nama aslinya haryono yach waw keren euy fotonya wisudanya imut (item-item mutlak) eh sorry becanda manis maksudnya :) tapi emang bener lho IPK gak ngejamin untuk sebagian emang skill yang dibutuhkan kecuali klo daftar kerjanya ke BUMN atau semacam pns baru ipk kadang diperhatikan he.....he... sukses mbah haryono
Balas Komentar Iningganteng om :D...
onok seng nakser ikiy nang mburiku ;))
Balas Komentar Ini#deden:
itu artinya IPK kamu juga jeblok, gitu?
#jay:
Balas Komentar Inisopo sing naksir?
lek si tumi, tak pasrahne awakmu wae ;;)
=)) hoalah pakdhe pakdhe =)) *ga iso komen* =))
Balas Komentar Iniposting ah fotonya ke kampuuungg...xixixi..:))
Balas Komentar Inikalau tidak kuliah kamu tidak akan sepinter sekarang,sedangkan big bos mu tidak meliriksertifikat itu,wajarlah,buat apa emang dengan adanya sertifikat itu kamu ngak kesetrum..he hee
Balas Komentar IniHaloo Aryo,aku ipk ku ngak jelas alias bopengan semua.tapi akhirnya,aku jadi manager disebuah perusahaan jepan.dan aku mempunyai perusahaan sendiri dengan asset saat ini ±rp 41 Milyar.ipknya odol odol gitu.yang penting kerja keras dan Zakat jangan lupa.panutan kita rasul Allah.semakin banyak memberi,semakin banyak rezeki..gitu yoo
Aryo:
Balas Komentar IniYup, 'ora et labora', gitu ya pak.