The Log of The Journey
Note: ini sebenarnya bukan postingan blog, hanya catatan perjalanan perdana bersama si Taft, Malang - Demak PP. Daripada kasian postingan ini ada di folder draft sendirian selama beberapa hari, jadi tak posting aja ;))
Malang to Demak:
- Berangkat jam 15:30 dari Malang, Rabu 9 Mei 2007, bersama Phi (Aprida), Penyu (Isdah) dan Pithes (Irfan). Ketiganya adalah Aries.
- Sesuai ritual, seperti biasanya isi bahan bakar dulu di SPBU Pendem, Junrejo, Batu.
- Jam 18:00 berhenti sebentar di Ngoro, Jombang, karena panel indikator suhu dan solar mendadak anjlok ketika lampu dinyalakan. Aneh deh. Tapi mesin dimatikan dan dinyalakan lagi, sudah kembali normal.
- Jam 17:30 berhenti di Rawon Iga Sapi, Perak, Jombang. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk makan dan pipis.
- Jam 19:00 sudah keluar Kertosono, mengalami gangguan di roda belakang sebelah kiri. Rupanya sekrup roda banyak yang kendor, nyaris lepas. Membahayakan!
- Di dalam kota Nganjuk, dikira dicegat polisi, tapi ternyata hanya dialihkan ke arah jalan lain karena ada Si Komo lewat. Sebagai info, sebelum berangkat, surat mutasi mobil masih belum jadi, dengan artian, perjalanan ini adalah tanpa STNK.
- Dengan berdebar melewati kawasan rawan di sepanjang hutan Caruban. Maksudnya rawan cegatan polisi.
- Jam 20:30 sampai di Madiun, mampir di SPBU untuk isi solar, dan baru diketahui bahwa radiator mengalami kebocoran hebat. Berhenti dulu untuk mengisi air radiator.
- Hampir keluar dari Jawa Timur, ketika mesin tiba-tiba mengalami overheat. Langsung parkir di pelataran rumah makan yang unknown, untuk memeriksa mesin. Radiator semakin parah bocornya, sampai kosong. Karena belum diketahui sumber masalahnya, kita hanya bisa isi air radiator sebanyak-banyaknya. Disinilah ada tragedi pembunuhan ikan mbolo (ikan kecil di air kolam), yang hampir ikut masuk ke dalam radiator. Isdah, kamu vandalis sejati!
- Nekat jalan, dan tepat di perbatasan Jatim-Jateng, air radiator habis lagi. Mulai dari jam 23 sampai 24 lebih sedikit kita sibuk ngurusi radiator bocor. Emm... yang sibuk sih Pithes dan Penyu, aku tidur dalam mobil.
- Setelah agak yakin, kita melanjutkan masuk Sragen.
- Pertama kali ketemu SPBU, kita cek lagi, dan benar, air kosong lagi. Tapi kali ini dapat diketahui penyebabnya, yaitu selang air ada yang kendor. Teknisi 3 (Isdah) dengan sigap segera pinjam obeng ke salah satu mobil yang juga berhenti di SPBU. Selang dibetulkan, penyakit radiator selesai.
- Setelah tidur beberapa menit, jam 02-an kita lanjutkan masuk kota Sragen. Kali ini Isdah yang nyetir mobil. Aku tidur.
- Bingung jalan menuju Purwodadi. Setelah tanya petugas SPBU yang kemudian disambung minta petunjuk ke tukang becak, kita kembali ke jalan yang benar. Setir kembali aku pegang. Isdah hibernate.
- Jam 03 lebih sekian, kita mulai masuk Purwodadi. Kendali mobil dibawa Isdah lagi, dengan gaya brutal melewati jalanan berombak di kawasan bukit Purwodadi. Ngantuk jadi hilang, tapi tetap bisa tidur.
- Jam 04 lebih, kita sudah meninggalkan Purwodadi, melewati Godong dan Dempet, lalu mendekati Demak.
- Jam 06 kurang, kita sudah sampai di kampung halamanku. Total 13 jam Malang Demak. New record.
Kegiatan di Demak:
- Jum'at, 11 Mei 2007, jam 10-an pagi kita berangkat menuju Semarang.
- Hampir keluar kabupaten Demak, ada cegatan mobil yang melewati jalur kiri. 2 mobil di depanku dihentikan, sedangkan aku dibiarkan jalan. Selamat. Padahal jelas-jelas plat nomorku mati.
- Sampai Semarang, para orang Malang (Penyu & Pithes) terkagum dengan banyaknya bangunan peninggalan Belanda. Lha Malang lak banyak peninggalan Belanda toh, termasuk si Penyu sendiri kan peninggalan wong londo. Bedanya, di Semarang lebih megah karena terawat dan masih digunakan.
- Jam 11-an kita sampai di Mall Ciputra. Makan di Es Teler 77, lantai 1.
- Jam 12-an, yang cowok pergi ke masjid jami simpang lima, sedangkan Phi menunggu di Fantasia.
- Setelah main di Semarang, jam 03-an kita kembali ke Demak. Sebelumnya, Pithes nyolong undangan di Mall. Ketularan sifat vandalisnya Isdah.
- Mampir ke bengkel untuk melengkapi mobil dengan dongkrak dan berbagai macam tools. Perlu diketahui bahwa saat berangkat, kita tidak bawa tools sama sekali, termasuk tanpa dongkrak. Nekat is fitur.
- Mengganti air radiator dengan cooler, dan menambal beberapa kebocoran di selang radiator.
- Jam 05-an sampai di rumah.
Demak to Malang:
- Jam 22-an, masih tanggal 11 Mei, keluar dari desaku. Rencananya lewat Pantura, karena waktu berangkatnya sudah lewat jalur selatan.
- Baru saja masuk jalan besar, ada ular hitam menyebrang jalan. Menurut katanya, itu adalah pertanda tidak baik, harus menunda perjalanan.
- Hanya selang beberapa detik setelah aku melewati (menginjak?) si ular, terdengar bunyi aneh di roda belakang bagian kiri.
- Setelah kita cek, rupanya bukan hanya baut yang kendor, tapi salah satu dari 5 besi tromol ada yang patah. Waw.
- Aku dan Pithes menyisir beberapa puluh meter ke belakang, siapa tau nemu potongan besi dan juga bautnya.
- Tapi tidak ketemu, termasuk bangkai ular juga gak ada. Weird.
- Sempat dilema, teruskan atau balik ke rumah dulu. Kalo hanya karena besi tromol yang patah, masih bisa diteruskan karena masih ada 4 besi lainnya. Asal jalannya perlahan. Kalaupun balik, jangan sampai itu karena ketakutan pada pertanda dari si ular hitam.
- Keputusan diambil, kita teruskan perjalanan meski dengan perlahan (dan nekat).
- Di SPBU sempat berhenti untuk meyakinkan bahwa rodanya dalam kondisi siap. Tambah parah, karena salah satu bautnya ada yang aus, sehingga tidak bisa rekat. Dengan kata lain, roda kiri belakang hanya diperkuat dengan 3 dari 5 baut. Supaya imbang, aku ambilkan satu baut dari roda kanan. Fiuh.
- Jam 12 lebih kita sudah melewati Kudus, berusaha mencari bengkel yang biasanya masih ada yang buka.
- Ada beberapa bengkel, tapi tidak ada yang punya stok besi tromol itu. Toko jelas pada tutup tengah malam gitu.
- Sampai kota Pati, sempat mati lampu dekatnya, jadi mesti pake lampu jauh. Ada aja.
- Jam 2-an kita sampai Rembang, setelah melewati Pati dan Juwono dengan tabah dan perlahan.
- Di alun-alun Rembang aku parkirkan mobil karena ngantuk banget. Si Penyu juga agak ngantuk, tapi si Pithes yang tadinya tidur, malah bangun dan makan, ditemani ulat yang entah darimana sudah di pangkuannya.
- Setelah terlelap beberapa puluh menit, sopir di pegang Isdah untuk meneruskan perjalanan.
- Sampai Kragan jam 06-an, aku dibangunkan Isdah, rupanya radiator bocor lagi. Salah satu selangnya terlihat retak.
- Aku potong sedikit selangnya, dan dengan bekal silicon dari bengkel kemarin, kita berhasil menambal kebocoran selang.
- Sopir aku pegang lagi, jam 7-an sampai di perbatasan Jateng-Jatim.
- Makan dan istirahat, perjalanan dilanjutkan memasuki kota Tuban.
- Belum sempat masuk kota, radiator bocor lagi, malah semakin parah. Kita belok ke SPBU sebelum kota Tuban.
- Agak lama berhenti di situ, karena selang satunya juga mengalami sobekan, bahkan kali ini lebih lebar. Air radiator benar-benar habis, mengucur dari bawah.
- Berusaha memotong sobekan dan menambal, tapi tidak berhasil karena selangnya sangat lembek, mudah sobek.
- Nekat mengendarai Taft dengan kondisi radiator mengucur airnya, kita cari bengkel terdekat.
- Dapat, dan agak lama di situ karena bengkel tidak punya persediaan selang, jadi mesti dibelikan dulu ke kota. Nunggu. Tuban panas.
- Setelah ganti selang dan mengganti baut kanan, kita melanjutkan perjalanan. Jam 11-an siang.
- Bunali sempat telepon, menanyakan keadaan. Aku jawab aja kita lagi enjoy makan-makan di pinggir pantai. Bohong itu dosa. Mau?
- Mampir sebentar untuk minum air legen, buat Isdah yang katanya belum pernah merasakan air legen. Juga beli terasi Tuban yang katanya the best of.
- Dengan tenang kita melewati kota Babat. Selain tenang karena masalah radiator selesai, baut yang mulai lengkap, dan kawasan rawan polisi sudah terlewati.
- Sampai alaska (alas Kabuh), radiator kumat lagi. Kali ini selang yang pendek. Kita tambal dengan silicon lagi. Thanks silicon.
- Kendali dipegang Penyu. Jam 2 lebih kita sudah masuk Jombang.
- Berhenti tepat di depan SMU Bahrul'Ulum Tambakberas, SMA-ku dulu, untuk makan ayam panggang.
- Jam 3 sholat ashar di SPBU Tambakberas. (bagi yang sholat)
- Saat melewati kota, kita sempatkan mampir di bengkel untuk beli tambahan silicon. Tapi malah selang radiator kumat parah di situ. Jadinya sekalian kita ganti selang.
- Setelah melewati masa yang memuakkan (ada kontra dengan pemilik bengkel, F U), jam 5 lebih baru kita meninggalkan bengkel.
- Dengan mantap, perjalanan lancar melewati Ngoro, Kandangan dan Ngantang.
- Berhenti sebentar untuk beli duren dan lihat orang pacaran.
- Jam 7-an kita memasuki Batu, kemudian sampai di kota Malang. 19 jam Demak Malang. New record lagi.
- Alhamdulillah.
Para petualang di Es Teler 77 Mall Ciputra:
Ada 20 komentar
Pertamax bos...... tolong titip salam aja buat yang berkerudung :D
Balas Komentar IniPerjalanan yang mengegangkan.
fiuh.....
Aryo:
Balas Komentar Iniem... ga jadi wes...
wuahaha....saya tau ceritanya... saya tau ceritanya...
Aryo:
Balas Komentar Inidasar tukang gosip lo
Terbukti Baru 3 Hari Join Dapat Bonus Rp 6.155.948,- Tanpa Jual Produk,Bukan Money Game,Bukan MLM,Bukan arisan Berantai Kami Berikan Bukti Sukses dan Rahasianya Gratis Klik : www.spektakuler.info
Aryo:
Balas Komentar IniSpammer keparat!
"Setelah melewati masa yang memuakkan..."
apaan sih?
Aryo:
Balas Komentar Initanya penyu aja, aku masih kesal kalo ingat itu
lah, kalo bingung jalan purwodadi, sebut nama saya 3 kali sambil nginjak tanah mas, demit2 di purwodadi kenal saya semua kok :D
Aryo:
Balas Komentar IniWalah, tibaknya dirimu selain jadi programmer, juga nyambi dadi juragan demit tah? ck ck ck... ;))
Dolano neng Demak Yen...
Weleh mas ni bisa marah juga yak "Spammer keparat" =)), mas kok gravatar gw masih manuk melulu padahal dach daftar tuch... heran dech :((
Aryo:
Balas Komentar IniCoba itu koneksinya ganti yang laen ;))
Minimal, coba akses lewat warnet.
Ini berhubungan dengan faktor muka?
Aryo:
Balas Komentar IniKayaknya sih hampir pasti iya ;))
Aryo: Bukan dongkrak, tapi radiator :p
Balas Komentar Iniisdah mbaretin mobil ga? 8->
Aryo:
Balas Komentar IniMberet?
Mberat?
salah, yang bener :
isdah mberatin mobil
Aryo:
Balas Komentar IniIya, sampe duduk mesti diatur :p
loh ada sayah :">
Aryo:
Balas Komentar IniAda. Bayar biaya pasangnya!
ceritanya kok banyakan ganti spare part?kok gak ganti mobil sekalian?
Aryo:
Balas Komentar IniNunggu kamu ganti muka :p
bromone kapan?
Aryo:
Balas Komentar IniMarine Sendangbiru?
weleh pulang kampung...
Aryo:
Balas Komentar IniMampiro mrene Yo
Berarti nontonin mas aryo sendiri dunks :-"
xixixi
Aryo:
Balas Komentar IniEh, iya. kok Iren tau? ;))
kang, kalo di tuban sekalian mampir warung sego welut pak bagong. dijamin mak nyuuussssssssss.
lam nal yo!
Aryo:
Balas Komentar IniNdek daerah endi iku kang?
Apane alun-alun?
lokasine ng ndeso soale menyesuaikan menu lan wonge. heheheheh. warung pak bagong menyediakan ulas-ulas belut dan nasi jagung. kalau beruntung bisa minum legen sekalian. lokasinya di desa tegalagung kecamatan semanding, cuma 4 km dari kota. kalau anda dari arah timur (SBY) apabila sudah menjumpai lampu bangjo ke dua langsung belok kiri. lha jalan aja kira2 dapat 1 km, tanya warung pak bagong.
BTW cuma buka dari jam 10.00 sampai habis!!!
golek ning mbah gugel wis ono paling! hahahahaha
Aryo:
Balas Komentar Ini*catet*
ini mudik apa mbengkel? lha wong pantura malang-demak kok 19 jam. cukup 9 jam saja kok.
Aryo:
Balas Komentar Ininah itu dia, di situ petualangannya >:)
Owalaahh... alumnus SMA BU toh... angkatan piro? keto'e adik kelas ku yooo... aku angk '90. Gimana keadaan SMABU sekarang? wis lama ga pernah kesana nich... masih pak Hasib ya Kepseknya?
Aryo:
Hihihi... inggih cak.
Aku angkatan 94, berarti ora ketemu blas :D
SMA BU wes meningkat (bangunane). Kepsek pas jamanku dipegang Ny. Hasib Wahab, entah kalo sekarang. Salam kenal :)
Balas Komentar Ini