Berdoalah
وَقَالَ رَبّÙÙƒÙم٠ادْعÙونÙÙŠ أَسْتَجÙبْ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ø¥Ùنَّ الَّذÙينَ يَسْتَكْبÙرÙونَ عَنْ عÙبَادَتÙÙŠ سَيَدْخÙÙ„Ùونَ جَهَنَّمَ دَاخÙرÙينَ
Terjemahan:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".
Surah Al-Ghafir / Al-Mu'min, ayat 60.
Kadang aku berdoa kalo sudah merasa kepepet, atau ketika menilai sesuatu sudah di luar kemampuanku.
Itu artinya di saat lain, aku tidak berdoa karena merasa sudah mampu menghadapi sendiri dengan kemampuanku.
Aku lupa bahwa kemampuanku adalah atas kehendakNya juga.
Saat berdoa, kadang aku tidak sepenuh hati, meminta sesuatu aku sesuaikan dengan logikaku.
Aku tidak pernah berdoa meminta untuk bisa berangkat haji, karena aku merasa hal itu terlalu muluk, jauh di luar jangkauanku, sehingga kecil kemungkinan untuk dikabulkan.
Padahal bumi langit dan isinya adalah atas kuasaNya.
Sering muncul ketidaksabaran dalam menantikan kapan doaku akan terjawab, sedangkan aku tidak sadar bahwa sebenar-benarnya jawaban sudah ada di depan mata, hanya tertutup oleh kesilapan dan nafsu sendiri.
Banyak doa yang aku anggap sebagai transaksi, aku berdoa lalu menghubungkan dengan permasalahanku untuk dikabulkanNya. Padahal doa adalah urusan ruhaniyyah, komunikasi antara hamba dan Penciptanya, yang idealnya dilakukan baik sedang dalam masalah atau tidak. Usaha dan doa mestinya terjadi secara simultan.
"Doa adalah pangkal dari ibadah", Al-Hadits.
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina".
Surah Al-Ghafir / Al-Mu'min, ayat 60.
Kadang aku berdoa kalo sudah merasa kepepet, atau ketika menilai sesuatu sudah di luar kemampuanku.
Itu artinya di saat lain, aku tidak berdoa karena merasa sudah mampu menghadapi sendiri dengan kemampuanku.
Aku lupa bahwa kemampuanku adalah atas kehendakNya juga.
Saat berdoa, kadang aku tidak sepenuh hati, meminta sesuatu aku sesuaikan dengan logikaku.
Aku tidak pernah berdoa meminta untuk bisa berangkat haji, karena aku merasa hal itu terlalu muluk, jauh di luar jangkauanku, sehingga kecil kemungkinan untuk dikabulkan.
Padahal bumi langit dan isinya adalah atas kuasaNya.
Sering muncul ketidaksabaran dalam menantikan kapan doaku akan terjawab, sedangkan aku tidak sadar bahwa sebenar-benarnya jawaban sudah ada di depan mata, hanya tertutup oleh kesilapan dan nafsu sendiri.
Banyak doa yang aku anggap sebagai transaksi, aku berdoa lalu menghubungkan dengan permasalahanku untuk dikabulkanNya. Padahal doa adalah urusan ruhaniyyah, komunikasi antara hamba dan Penciptanya, yang idealnya dilakukan baik sedang dalam masalah atau tidak. Usaha dan doa mestinya terjadi secara simultan.
"Doa adalah pangkal dari ibadah", Al-Hadits.
Ada 4 komentar
mengutip dari artikel ini
Doa adalah salah satu amalan utama setelah amalan wajib. Dan hendaklah ketika berdoa memilih waktu-waktu yang utama seperti di akhir malam, seusai sholat wajib, ketika adzan, ketika turun hujan dll. Tapi kita jangan tergantung ama waktu utama tersebut untuk berdoa, setiap kita ingin melakukan sesuatu kita berdoa yang sederhana saya, cukup membaca Hamdallah
Balas Komentar IniKadang aku berdoa kalo sudah merasa kepepet
ini yg sering kita lakukan atau ketika menginginkan sesuatu.
yup... jangan berdoa karena kepepet... terus berdoa meskipun kamu dalam kesenangan
Balas Komentar IniBenar benar, dan kata seorang ustads yang berdasar hadist juga.. kalau kita mendoakan orang lain, dan orang yang di doakan itu tahu kalau sedang di doakan, Maka doanya akan di amini para malaikat dan akan mendapatkan bonus tambahan dalam arti secara tidak langsung para malaikat meng amini agar orang yang berdoa itu juga mendapatkan seperti yang dia doakan ke orang itu.
*Jadi doakan saya semoga cita cita ini terwujud kang :)
Balas Komentar Iniberdo'alah sebelum kamu dido'a-in...
Balas Komentar Ini