Hijrah
Kata Hijrah (Ù‡Ùجْرَة) berarti Pindah.
Secara sejarah Islam, kata tersebut merefer pada peristiwa perpindahan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Yasrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah.
Peristiwa tersebut akhirnya menjadi tonggak dimulainya kalender Islam, yakni Hijriyah.
Perpindahan tersebut adalah demi perubahan yang lebih baik. Meskipun dipandang dari beberapa sisi, prosesi hijrah juga berarti meninggalkan kemapanan yang sudah dipegang, meninggalkan rumah dan harta kekayaan yang pernah dikumpulkan. Ditambah lagi di tempat tujuan tidak ada jaminan akan mendapatkan tempat penghidupan yang lebih layak.
Namun perubahan harus dilakukan. Sebagaimana firmanNya:
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (Ar Ra'd: 11)
Tidak sedikit contoh orang-orang besar, kesuksesannya berawal dari
titik perpindahan (hijrah). Nabi Musa AS hijrah dari negeri Firaun
bersama kaumnya.
Nabi Ibrahim AS membangun peradabannya saat pindah ke Kan'an.
Nabi Yusuf AS memulai kebesarannya setelah berpindah ke Mesir.
Dalam perkembangannya, hijrah tidak harus berpindah tempat, melainkan juga merubah sistem, pola pikir, dan segala sesuatu yang memang harus dirubah.
Banyak sekali contoh pengusaha sukses, yang menjadi besar setelah berani merubah cara kerjanya, bahkan mengganti bidang usahanya. Kalau pernah membaca buku-buku tentang motivasi, hampir semuanya menyertakan perubahan sebagai salah satu kuncinya.
Bapak saya adalah salah satunya, yang bagi saya beliau adalah contoh nyata entrepreneur sejati. Beliau mengawali karir di negeri orang, dengan hanya berbekal jualan kerupuk goreng, dan sekarang perusahaan beliau sudah menjadi tambatan mata pencaharian ratusan kepala keluarga.
Masalahnya, bukan perkara yang mudah untuk berubah, untuk meninggalkan (sekali lagi) kemapanan yang sudah diraih, demi sesuatu yang masih 'remang-remang'. Dibutuhkan tekat yang kuat, niat yang mantap, mental yang siap untuk menghadapi hal baru di luar kemapanannya.
Banyak yang takut berubah. Lebih enak dan nyaman mempertahankan apa yang sudah didapat, daripada beresiko kehilangan segalanya.
Saya dulu pernah berhijrah, sewaktu terjadi pertentangan kepentingan, antara tetap tinggal di kemapanan keluarga, atau kabur dengan segala resikonya.
Akhirnya saya memilih memulai dari 0 di Malang.
Nabi Ibrahim AS membangun peradabannya saat pindah ke Kan'an.
Nabi Yusuf AS memulai kebesarannya setelah berpindah ke Mesir.
Dalam perkembangannya, hijrah tidak harus berpindah tempat, melainkan juga merubah sistem, pola pikir, dan segala sesuatu yang memang harus dirubah.
Banyak sekali contoh pengusaha sukses, yang menjadi besar setelah berani merubah cara kerjanya, bahkan mengganti bidang usahanya. Kalau pernah membaca buku-buku tentang motivasi, hampir semuanya menyertakan perubahan sebagai salah satu kuncinya.
Bapak saya adalah salah satunya, yang bagi saya beliau adalah contoh nyata entrepreneur sejati. Beliau mengawali karir di negeri orang, dengan hanya berbekal jualan kerupuk goreng, dan sekarang perusahaan beliau sudah menjadi tambatan mata pencaharian ratusan kepala keluarga.
Masalahnya, bukan perkara yang mudah untuk berubah, untuk meninggalkan (sekali lagi) kemapanan yang sudah diraih, demi sesuatu yang masih 'remang-remang'. Dibutuhkan tekat yang kuat, niat yang mantap, mental yang siap untuk menghadapi hal baru di luar kemapanannya.
Banyak yang takut berubah. Lebih enak dan nyaman mempertahankan apa yang sudah didapat, daripada beresiko kehilangan segalanya.
Saya dulu pernah berhijrah, sewaktu terjadi pertentangan kepentingan, antara tetap tinggal di kemapanan keluarga, atau kabur dengan segala resikonya.
Akhirnya saya memilih memulai dari 0 di Malang.
Ada 18 komentar
Kapan nih hijrah, dari seorang karyawan menjadi seorang pengusaha.. ;))
Sudah siap memulai dari 0(nol) lagi? :D
Balas Komentar Ini#Rahmat:
Balas Komentar IniItulah, ini sedang dalam rangka menguatkan niat hijrah lagi ;;)
Kirain ini postingan tentang niatannya untuk hijrah sekali lagi.
Balas Komentar Inijangan hanya niat, lakukan saja :D.
Niat tanpa eksekusi berarti masih belum hijrah, masih diam ditempat.
Balas Komentar Ini#Dian:
Ke BPP?
Masih belum ada titik cerah ^^
#Rahmat:
Balas Komentar IniNah, that's the point ;)
kang klo pindah hosting namany juga Hijrah ??
Balas Komentar Inisepertinya mau ke jakarta..
Balas Komentar Inioiii minta potonya kemeren oiii...
Ooooo...
Ternyata mau nikah tho...
Balas Komentar Ini*baru ngeh*
#Ario: pindah hosting sih lebih sering disebut kabur >:)
#Aik: fotomu ajur, terutama yang di depan iklan you-know-what
#Venus: WOY BAYAR WOY ;))
Balas Komentar Inimau operasi kelamin ya?
hijrah dr aryo ke aryanti!
:D
Aryo: gak mao, ntar gue lo gerayangin. dasar dosen cab... eh, caplang.
Balas Komentar IniPada dasarnya kita akan *halah*
Balas Komentar IniSik sik, jebule iki mau DOLANAN AJAX too..
Ora kurang gede kwi effect muter mutere :D
Balas Komentar Iniwah memang hijrah bisa membentuk kepribadian juga.
wah bagus bapak kamu uda berhasil menunjukkannya.
gimana caranya kruppuknya bisa success..:)
Aryo:
kerupuk itu modal awal, setelah itu ganti mainan anak-anak :)
Balas Komentar Ini
Assalamu'alaikum...
Balas Komentar IniKemaren aq sempat di jelasin oleh seseorang, bahwa semua orang khususnya yg ad di Indonesia WAJIB HIJRAH. Negara kita akan hancur, Nah bagi siapa aj yg mau tau lebih jelas, bisa hub.gw di "izhar_islam@yahoo.co.id"
boley di copas yaa..
Balas Komentar Ini:)
Silakan :)
Balas Komentar IniSmua tergantung pada niat
Balas Komentar IniSmua tergantung pada niat
Balas Komentar Ini