Bot dan Manusia
Pengertian bot dalam hal ini adalah sebuah script automator untuk melakukan aksi yang biasa dilakukan oleh manusia.
Dalam dunia internet pada khususnya, dunia komputer pada umumnya, teknologi bot sangat membantu dalam satu sisi dan mengganggu dalam sisi yang lainnya.
Membantu bagi yang merasa terbantu, dan mengganggu bagi yang merasa terganggu. As simple as is.
Dipersingkat pembahasan mengenai bot dalam dunia plurk. Bagi yang bukan plurker, mungkin tidak nyambung dengan isi postingan kali ini :)
Dalam dunia plurk bot cukup membantu/mengganggu.
Dikatakan 'membantu' karena sudah jelas, aksi-aksi yang biasa dilakukan secara rutin dan manual, dibantu oleh script bot ini.
Namun, dikatakan 'mengganggu' ini yang tidak jelas. Argumen dan penolakan oleh mereka yang merasa terganggu sampai saat ini belum ada yang logis. Mereka hanya mengatakan 'matikan botnyaaaa', 'bot gilaaa', 'tendang bot', 'sepaammm', etc.
Meski demikian, mari coba ditelaah *weik* apa-apa yang menjadi alasan mereka yang berkeberatan:
1. Generalisir
Ada memang, bot yang kerjaannya cuma memforward URL yang diambil dari RSS, atau men-share gambar-gambar acak yang diambil dari suatu tempat. Jadi kesannya flooding, cuma kejar karma.
Tapi tentunya tidak semua bot seperti itu.
Meskipun bersifat automator, ada bot yang memposting secara elegan, memformat tulisan dengan ringkas, baik dan benar. Sehingga kalau tidak tau bahwa itu diposting oleh bot, tidak akan ada masalah yang terjadi.
Isi postingan tetap useful (minimal bagi aku), yang seandainya aku sendiri yang memposting manual, tetep seperti itu yang akan aku posting.
Saat respon sekalipun, ada intelejensia yang digunakan agar respon menjadi senyambung mungkin dengan isi postingan. Memang kadang ada respon yang 'miss', namun itu hanya masalah algoritma yang selalu diperbaiki.
So, dengan menyamaratakan semua bot, menjadikan alergi pada bot.
2. Tidak Punya
Dengan tidak memakai bot, maka bawaannya adalah sebel sama yang pake bot. Ini manusiawi. Wajar. Alami. Sah.
Jadi ingat saat Pemilu 1999. Waktu itu PDIP banyak mendirikan posko (pos komunikasi) di daerah-daerah, jumlahnya mencapai ribuan. Ditambah pula dengan poskonya PKB.
Partai lain tidak setuju dengan keberadaan posko-posko tersebut karena dirasa mengganggu. Salah seorang tokoh partai lain saat ditanya oleh wartawan apakah mereka iri dengan keberhasilan PDIP membangun posko, jawabannya: "tidaak, ngapain kita iri"
Mungkin seperti itu pula definisi 'mengganggu' oleh mereka yang tidak pake bot.
3. Merasa Bot Tidak Real
Define Real.
Kembali ke #1, asumsikan kalo itu adalah postingan oleh manusia, maka tidak akan jadi masalah. Jadi masalahnya lebih subyektif ke plurker, bukan ke botnya.
4. Menganggap Semua Pemasang Hanya Kejar Karma
Aku baru memasang bot saat karmaku sudah 77 lebih, sudah peringkat 80+ besar Indonesia. Sudah tidak mengejar karma.
Ini hanya automator untuk 'mini blog', semua postingan oleh botku sendiri tetep aku baca kok, di samping baca postingan plurker lain tentunya.
Sedangkan untuk bot respon, aku merasa lebih pada seni programming, seberapa bagus algoritma agar respon yang diberikan tetep nyambung.
Just info:
- bot ini bikinanku sendiri, jadi bukan nyomot dari plurker yang laen *ehem*
- botku hanya merespon pada plurker yang aku tentukan, jadi tidak ke sembarang respon ke plurker lain.
Jadi, give me a good reason why you're hate bot.
Tidak usah takut menghadapi Bot yang berpikir seperti Manusia.
Takutlah pada Manusia yang berpikir seperti Bot.
*lirik ruang CS*
Ada 36 komentar
bot plurk! oyeah! (dance)
yang penting masih dalam taraf wajar, bot saya cm 4 kali dalam sehari (rock)
Aryo:
temtu saja, bot-ku manusiawi kok ;))
that's why aku ndak setuju generalisir semua bot itu jelek
Balas Komentar Ini
ooo jadi plurk yang beberapa hari ini itu semua ada BOT...
*ambekan*
X( X( X( X(
Aryo: nah, secara ndak sadar, kamu telah menyatakan ketidaksadaran atas kehadiran bot-ku kan?
Balas Komentar Inidan andai tidak baca postingan ini, atau dikandani oleh plurker sebelahmu, mungkin kamu ndak tau bahwa yang berinteraksi selama ini adalah bot.
tapi begitu kamu sadar kalo itu bot, kamu jadi marah. artinya yang bermasalah itu orangnya, bukan botnya :P
sepertinya sih akan lebih baik membuat bot yang mudah diidentifikasikan oleh orang lain, jangan membuat seolah-olah berlaku sebagai juragannya padahal bot. ini justru tidak baik karena bisa membuat plurker lain merasa tertipu, karena merasa tertipu inilah pada akhirnya timbul kesan negatif terhadap bot.
Aryo:
*masih berusaha menyelami sisi yang merasa tertipu*
Balas Komentar Ini
keren
bikin penasaran
pertamanya ktipu
akhir2 ini menunggu
kok da ga muncul lg om?
Aryo:
muncul ah. saking koneksimu ke plurk sempat didrop sama you-know-who >:)
Balas Komentar Ini
**joged pisang laknat**
manstab!!! ^:)^
Aryo:
(dance) (dance) (dance)
Balas Komentar Ini
**joget pisang laknat**
manstab!! ^:)^
Balas Komentar IniHmm...
Aku sendiri lebih setuju sama bot yang ngeflood url. Soalnya somewhere in between those url, mesti ada yg menarik. Daripada sebatas bales plurk, yang kadang malah bikin kecewa kalo tau itu ternyata bot.
Aryo:
bot response itu cuman sebagian kecil, yang utama itu bot posting. kalo ngeflood url aja kamu bilang setuju, lha bot postingku bukan cuman url, tapi juga sekalian ringkasan beritanya, jadi gak ada kejadian tertipu url menarik tapi isinya tidak. again, jangan generalisir.
Balas Komentar Ini
tetep aja kayaknya gak sip. buktinya gak ada yang bikin status "ini dari bot lho"
Balas Komentar IniThat's my point. Ngobrol sama bot itu gak nyaman. Liat itu comment caressa, gimana reaksi dia setelah sadar kalau itu bot? gak ada yang salah disini, bukan bot, bukan juga orang yang bikin bot. Yang jadi masalah itu hilangnya kenyamanan dalam komunikasi. Makanya, diatas aku bilang kalau aku lebih nyaman bot yang kerjanya flooding url, baik itu yang udah diolah atau belum. Karena, gak ada sisi emosi yang terlibat, beda dengan pada percakapan.
Aryo:
Aku membayangkan saat pengiriman SMS lebaran, yang mana satu orang pake ketik manual tiap satu tujuan, yang laen pake fitur 'send to many' di HP (tapi masih masukin nomor tujuan satu per satu), ada juga yang pake SMS engine yang otomatis membaca seluruh kontak dan mengirimkannya ke seluruh entry di phonebook.
Apakah hal tersebut mempengaruhi emosi penerimanya? Memang bisa ya, bisa juga tidak. Tapi ketika menerima SMS dari aku lebaran kemarin, apakah dipermasalahkan aku mengirimnya pake cara apa?
Okelah, itu sisi 'fakta teknisnya'. Sekarang, kalo soal emosi yang terlibat, bagaimana taunya bahwa yang ngeklik plurk secara manual, ngisi respon secara manual, benar-benar melibatkan emosinya?
Ada plurker Malang yang kalo ngisi respon selalu 'asal ngisi', entah itu asal pilih emoticon, atau pake kata 'hebat', 'keren', 'salut', atau sejenisnya. Bagiku itu sama saja di otaknya sudah terinstall bot plurk. Gak melibatkan emosi.
Kalau yang dipermasalahkan adalah 'effort' (kata GuM), itu masalah gimana cara pelaku mau melakukan aksinya.
Zaman dulu, saat lebaran, pengiriman Kartu Ucapan selalu bikin sendiri, entah itu dari karton atau kertas bekas kalender. Lalu muncullah Kartu Ucapan yang dijual di toko-toko, tinggal pake, mudah. Lalu akhir-akhir ini berganti tren menjadi lewat email/YM/SMS.
Jika yang dibahas adalah mengenai 'effort', tentu akan lebih 'menyentuh' kalo ada yang mengirim Kartu Ucapan yang dibikin sendiri, digunting sendiri, dilem-lem sendiri. Usaha. Mengharukan.
Tapi dengan seperti itu, bukan berarti pengiriman ucapan lewat SMS menggunakan SMS engine menjadi 'penipuan'.
Masalah si penerima menganggapnya sebagai 'tertipu' itu lain soal.
Atau merasa pengirimnya kurang effort.
...
*Kedawan, malah nggelambyar*
Intinya, kita memandang 1 masalah dari tempat yang berbeda, dan belum bisa saling bertukar tempat memandang >:)
*mangan sik*
Balas Komentar Ini
jadi
matikan bot responnya!!!!!!!!!!!!!!
(angry)(angry)
(pentung2 kursi)
Aryo: ini termasuk kategori 'menolak tanpa alasan logis' di atas.
Balas Komentar Ini*ganti kursi dengan vario*
Kalau bicara SMS lebaran, aku juga lebih milih kirim pakai modem, jelas lebih efisien ini disini tenaga.
Tapi, kita bukan sedang bicara SMS lebaran yang hanya satu arah, walaupun kadang ada yang membalas SMS tersebut.
Disini kita kan lagi bicara otomasi BOT untuk tujuan percakapan. Menurutku ini sudah pembohongi, karena bukan lagi bicara person-to-person (walaupun implementasinya juga tidak, kan kita ngetik, bukan ngomong). Kembali keatas, coba kamu tanya ke caressa kenapa dia jadi (angry) saat tau yang ngeplurk akhir2 ini bot? siapa tau alasan dia beda.
Soal plurker yang isi responsenya cuman junk2 gak jelas, aku juga gak seneng (tapi siapa dia? aku gak tau:D). Kalau sampai ada yang kelewat ngejunk dan gak sesuai dengan konteks plurk (kecuali anak2 id-gmail) pasti udah aku block.
Kemudian, kalau kita bicara effort, itu kembali ke orang masing2, soalnya aku juga gak ngomongin soal effort. Aku cuman membahas di sisi komunikasi yang terjadi. Gak nyaman ngobrol kalau tau itu ternyata bot yang diajak bicara.
Aryo: caressa udah dari sini, di atas juga udah ada statemen 'give me a good reason why you're hate bot', jadi ndak perlu ditanya lagi. itu juga kalo dia punya -real- alasan kenapa gak suka bot :-"
Balas Komentar IniMenyimak Tread aja ah
Aryo:
typo, mestinya Triad ;))
Balas Komentar Ini
Sebenarnya masalahnya bukan bukan pada benar atau salahnya, ini hanya masalah etika.
Jadi dibutuhkan ke arif an disini. *nyumon arief*
(LOL)
Aryo:
homokâ„¢
Balas Komentar Ini
aq rikues gmn caranya ngliat pripat plurk dung. kyk ngliat pripat poto di efes.
(huahm...)
Aryo:
tinggal klik di tab privat plurk kan
*cuek*
Balas Komentar Ini
mas bagas pinter deh ;))
Aryo: yap, memang komentarnya bagas yang paling mendekati ;))
Balas Komentar Inikalo aku menangkapnya, yang berkeberatan itu merasa 'seharusnya bisa mendapatkan lebih', yakni dengan direspon manually, dengan menyisihkan waktu, tenaga untuk pergeseran mouse/trackpad dan/atau penekanan keyboard.
jadi lebih pada level idealisme penerima respon.
singkatnya, tidak jadi masalah kalo tidak dipermasalahkan.
sayah suka pernyataan simpel situh..
*ndak usah takut ngadepin bot yang berpikiran seperti manusia, tapi takut lah menghadapi manusia yang berpikiran seperti bot*
sebuah realita dimana sekarang banyak manusia berpikiran seperti bot.. dimana ndak mikir secara leksikal nyah tetapi lebih ke waton gawe..
Aryo: nahâ„¢
Balas Komentar Initapi terbukti 'mereka' lebih suka mendapatkan 'waton gawe' dari manusia, meskipun dengan hasil yang sama dari bot. ah, manusia.
Menurutku yang mengganggu itu bot respon. Memang seni programming sudah diterapkan disini, tapi kurang canggih. Aku bilang gini bukan berarti bisa bikin yang lebih canggih loh ya, hihihi....
Kalo ingin bot respon yang lebih canggih harus pake AI, respon yang diberikan harus sesuai dengan sisi emosi dari plurk yang ada, tidak hanya menyamakan icon ato menanggapi qualifier yang dipasang plurker.
Tetapi secanggih-canggihnya AI, masih kurang bisa memahami sisi emosi dari plurk-plurk yang ada, jadi kesimpulannya, gak usah pake bot respon.
Banyak plurker yang lebih mendapat simpati karena ga pake bot, simbok venus, bunda endhoot, dan henzter contohnya. Cukup satu dua kata atau emoticon dari mereka saja sudah bisa menarik banyak respon. Ini karena mereka juga merespon sekitarnya, menjalin komunikasi tidak dengan bot. Jadi tolong dihilangkan saja itu bot respon, bayangkan jika id-gmail direspon dengan bot, tidak akan ada komunitas sehebat itu sekarang.
Aryo:
kecanggihan AI itu masalah proses, tapi kalo tentang emosi: gak harus (lihat jawabanku ke suamimu: emosi cuman idealisme penerimanya)
dan lagi, ini bukan masalah menarik simpati. bagaimana mungkin aku mau menarik simpati lewat bot, lak si bot yang mendapatkan simpati, bukan aku. gak pernah terpikir soal itu.
dan pertanyaan paling mendasar sebetulnya adalah:
emangnya semua plurker mau menjalin komunikasi komunitas lewat plurk?
*lempar jebakan betmen*
Balas Komentar Ini
benar.. benar saya setuju itu... (lo opo to?)
Balas Komentar Iniberarti pendapat kita beda disini, menurutku kalo aku ngeplurk dan balasanmu: ikut pika [insert emoticon here] itu annoying, begitu juga dengan plurker yang cuman naruh emoticon tanpa memikirkan konteks plurk, aku gak suka itu, karena kalo aku ga pernah kayak gitu, kalo aku ga punya ide respon ya udah ga respon.
Dan soal menarik simpati, it's okey tujuan botmu bukan untuk itu, tapi pikirkan juga apakah orang lain suka dengan adanya bot yang gayanya respon tapi means nothing!
Soal komunikasi komunitas mungkin belum terasa manfaatnya sekarang, jadi jangan digeneralisir.
Sepanjang ini juga belum ada keterangan pasti kenapa bot dibuat? cari karma bukan, cari simpati bukan, biar bisa posting pas liburan, tapi ini sudah bukan liburan lagi. Jadi apa? apa? apa?
Aryo:
ada deh.
(padahal ada di atas situ harusnya. spidriding pasti)
Balas Komentar Ini
Selama respon BOT-nya nyabung ama topik gak masalah.
Anda pake BOT itu memang haknya, jika ada yg keberatan dengan BOT punya Aryo, tinggal reject aja dari list friends,
jika masih dapat respon dari BOT, hubungi Aryo langsung hapus dari list penerima BOT, kalo masih aja dpt respon BOT,
hapus account plurk anda, bereskan, gak bakalan terima BOT lagi.
Joo..., gak ada rencana buat BOT SMS...? menisan, ojok nanggung-nanggung ;))
Aryo: Ah, asline arek-arek iku sing kaku memandang masalah :-"
Balas Komentar IniMosok ndak iso membedakan mana komunikasi komunitas dan mana interaksi 'just for fun'.
Kalo nyambung ke id-gmail, mungkin pika lupa bahwa dulu yang pertama dan terbanyak menggunakan bot dalam game Pirates adalah anak-anak dari id-gmail. Toh id-gmail tetap menjadi milis yang besar B-)
wah rame nech masalah BOT, hhmmm... bulan haji ntar bisa disembelih gak ya?? :D :D :-" :-"
Aryo:
untuk jadi kendaraan nanti di akherat? waw
Balas Komentar Ini
Jadi mirip bercinta sama boneka seks ya?
Sama2 bisa orgasme kok, tapi kembali ke subjektif masing!
Aryo:
ah, pak kyai ini nyambungnya ke orgasme terus.
legen mana legen?
Balas Komentar Ini
:D saya sendiri baru ngerti kalo d plurk bisa pake bot hueheheh *gaptek mode on* tapi kalo merujuk ke ini...
ndak cuman d plurk saja asal memang banyak manfaatnya (salah satunya..cukup cangkruk d plurk saja dah ada yang bagi2 berita dari luar...ndak repot2 browsing sana sini) kan ndak masalah toh sam...kalo terganggu yowis d blacklist ae hueheh CMIIW...
salam kenal juga buat semuanya....
Balas Komentar Inipirates yo pirates, id-gmail yo id-gmail, iki menyambungkan masalah sing ndak nyambung. Trus tujuan botmu untuk membantu gitu, ndak mau repot gitu? apa bedanya ama mempertahankan karma? *siyul-siyul*
Aryo:
nah lho, yang pertama menyambungkan ke id-gmail juga siapa. lupa? masih ada tuh di atas :D
pirates itu contoh bahwa bot belum tentu berfungsi menggantikan interaksi komunitas. ndak liat persamaannya? di pirates juga ada rank yang mirip karma kok.
ok, efek dari pake bot emang karma jadi terjaga. ya baguslah. lalu apa masalahnya?
semua yang dipermasalahkan oleh kalianâ„¢ tidak terjadi pada aku. fungsi plurk sebagai 'mini blog' masih berlaku buat aku, fungsi sebagai sarana komunikasi juga masih berlaku, fungsi sebagai ajang junk juga masih berlaku, lalu di mana masalahnya?
justru yang aku penasaran itu kejujuran kalianâ„¢ dalam mengungkapkan alasan yang sebenarnya kenapa keberatan dengan bot. coba deh diungkapkan.
itu kalo bisa jujur sih, kalo tidak ya cuma kalian dan tuhan yang tau :D
*pencet-pencet remote ac biar tambah dingin*
Balas Komentar Ini
bos aryo minta script botnya dong
please
Aryo:
boleh. aku kirim ke email ini tah? punya akses ke crontab kan?
Balas Komentar Ini
rasanya kok tetap beda ya id-gmail ama pirates, kalo plurk ama id-gmail ada persamaannya, diantaranya sebagai media ngejunk, media untuk ngungkapin aktivitas2 sepele dan dikometarin, tentunya dengan TULUS (siapa sih TULUS?) bukan dengan BOT. Lagian yang aku gak setuju itu BOT RESPON, kalo yang lain oke aja, lumayan bisa jadi bahan bacaan juga. Kalo bisa ditambah bacaan tentang ibu hamil, kan dah mo jadi ayah juga.
Dan emang yang aku permasalahkan tidak terjadi sama kamu, wong yang nerima respon aku. Mungkin kalo kamu direspon sama bot ga jadi masalah, tapi buat aku itu masalah, aku butuh respon yang TULUS. Kalo ga ya gak usah respon, gitu loh (ini kayaknya udah ada di komen pertamaku deh)
Dan btw, BOT RESPON kayaknya udah ilang ya? kalo gitu it's done lah.
*ngelanjutin ritual nungging*
Aryo:
bot respon masih 'gentayangan' kok, cuman menghindari yang bermasalah dengan bot ;))
Balas Komentar Ini
Pheeeuuww !! hebat dah para komentator di Maqom ini, pertama aku gak nyambung deh tapi setelah diikuti dengan istiqomah akhirnya dapat sedikit cahaya ilmu juga ( Alhamdulillah... ), makasih buat para komentator n mas Aryo Bless You All !! >:D
Aryo:
congrats ^_^
Balas Komentar Ini
Misal gini. Si G dah booking cewek cuakep buanget. Nyampek di songgoriti pas udah hot-hotnya ternyata tuh cewek adalah cebong. Lha jelas si G ngamuk2 gak karuan. Tapi mungkin beda sama si I. Si I tetep enjoy aja walau tahu dapet cebong.
Analoginya nyambung gak?
Btw G bukan Gum dan I bukan Isdah lho...
Aryo:
oh aku tau, jadi G=Gisdah dan I=IGum. bener gitu ya?
Balas Komentar Ini
BOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOTTT
Aryo:
ya, saya?
Balas Komentar Ini
Manusia punya HATI, sedangkan BOT kaga punya, jadi mau pake hati apa kaga?.
Aryo:
ga
Balas Komentar Ini
gw mau bot nyah!
Balas Komentar IniApalagi jika kita main game kuis yang pake bot.
Balas Komentar Inijawaban nya harus sama persis, tidak boleh yg sinonim lain nya, padahal jawaban kita betul tapi di salahkan ama bot..
kesal d ama bot..
Saya setuju dengan koment "Ini masalah etika"
Balas Komentar IniNdak ada yang salah dengan bot dan orangnya.. plis silahkan saja.
Masalahnya cuma simple "Setiap manusia ingin berhubungan dengan manusia bukan dengan robot"
Logikanya jika semua orang (setuju) memakai bot pasti tidak ada komunikasi antar menungso... So what jika karma sudah 100, jika interaksi ternyata gak ada?
Logikanya benar, tapi tidak pas jika dicocokkan dengan kenyataan.
Mari kita breakdown, jika:
Semua orang (setuju) memakai bot ~> artinya semua orang sudah tidak peduli dengan interaksi. ya sudah, berarti memang tujuannya bukan interaksi. Kalo ada yang keberatan dengan hal ini, berarti logika "semua orang (setuju) memakai bot" adalah tidak valid.
Tidak semua orang (setuju) memakai bot ~> artinya ada yang pakai dan ada yang tidak. Sehingga jelas, bagi yang tidak pakai tujuannya adalah interaksi dengan manusia, bukan dengan bot. Ya silakan, abaikan bot.
Bagi yang pakai bot, tujuannya memang bukan interaksi, bahkan mungkin juga bukan karma. Lalu tujuannya apa? Ya itu terserah masing-masing (yang pakai).
Demikian.
Balas Komentar Inimas aku esih ra mudeng karo bot iki...tolong di detail lagi yo..or sampeyan bisa send lsg ke emailku detailnya....thx
Balas Komentar Iniwah gan mantap banget pengetahuan tentang dunia internet klo aku wong deso banget blogging juga karena hobby semata tanpa pengetahuan yang mendalam
Balas Komentar Ini