Hantu Cekik... Percaya Nggak Percaya
Kemaren sempat ramai di media, tentang adanya Hantu Cekik yang meresahkan warga Demak, Jawa Tengah.
Orang Demak menyebutnya sebagai Tekek. Susah nulis istilah itu, karena ada juga hewan dengan nama Tekek, dan ada teman yang namanya juga Tekek. Kalo dibahasa Indonesiakan, artinya Cekik.
Karena hal tersebut bersifat klenik, maka seperti biasa akhirnya menimbulkan kontroversial. Ada yang percaya dan yakin, dan banyak yang meremehkannya. Yang tidak percaya, otomatis menganggap dirinya lebih 'bersih', 'pintar', dan 'sadar'.
Oke lah, itu masalah persepsi.
Aku sebagai bagian dari warga Demak, meyakini bahwa keresahan itu memang ada. Pasti.
Tapi tentang definisi gangguan itu adalah berupa hantu, cahaya, dll, etc... nanti dulu.
Selama aku masih tinggal di Demak, sampai sekitar tahun 1992-an, isu itu selalu muncul tiap tahun. Biasanya mendekati bulan Suro (Muharram), dan pada masa kemarau, paceklik. Kebetulan daerahku sering mengalami paceklik.
Ketika musim Tekek itu berlangsung, warga selalu dihantui dengan ketakutan.
Dalam satu hari, hampir pasti ada satu atau lebih orang meninggal, dengan menyisakan bekas cekikan.
Yang pasti, setahuku hantu itu (sementara kita sebut hantu), menyerang orang yang sedang tidur, dan sendirian. Ketika dicekik, dia mengeluarkan suara igauan, dan erangan. Kalo tidak segera dibangunkan, maka bisa saja dia meninggal.
Demi berjaga dari hal seperti itulah, biasanya kita berkumpul di halaman, di perempatan jalan, atau di tempat 'aman' lainnya, bersama dengan para tetangga.
Ada satu hal menarik, yaitu adanya pertanda bagi rumah yang nanti malam akan diserang. Misalnya ada goresan kapur di pagar rumahnya, atau hal-hal tidak wajar lainnya, yang tidak disadari oleh penghuninya.
Berbagai cara juga dilakukan oleh warga, mulai dari cara yang 'benar' sampai dengan yang 'salah'. Misalnya dengan menuliskan rajah atau ayat-ayat Al-Qur'an di pintu rumah, agar hantunya tidak berani masuk.
Ada yang menggambar gambar hantu di rumahnya, dengan tujuan supaya hantu Tekek kalo mau masuk, dia lihat sudah ada hantu di situ, sehingga tidak jadi masuk. Aneh gak?
Memang benar kata aparat, bahwa isu itu semakin melebar karena adanya 'information sharing' antar penduduk desa. Sehingga ketakutan desa yang satu, menjadi ketakutan di desa lainnya, meski tidak pernah terjadi. Biasanya informasi itu mengalir lewat para pedagang yang keluar masuk desa-desa.
Opiniku tentang fenomena ini adalah:
Ketika musim paceklik tiba, ada sebagian warga masyarakat, yang menjalankan 'laku' atau sesembahan, dengan menganut ajaran sesat. Ini memang berbau klenik, tapi memang ada. Dalam Islam sendiri selalu dilarang manusia bekerja sama dengan Jin. Tapi dengan goyahan bayangan materi yang akan/sudah didapat, sebagian manusia bisa tergelincir untuk mengikuti petunjuk setan.
Sedikit meluruskan, kata 'setan' di sini, tidak harus berupa mahluk halus. Bisa juga seorang dukun, kiai, pak lurah, pak rt, atau siapapun yang mengajak manusia untuk menentang jalan menuju Allah.
Salah satu laku tersebut, mensyaratkan orang tadi untuk melakukan pembunuhan, dalam jumlah tertentu, dan dengan imbalan tertentu.
Hebatnya, si orang tadi dibekali setan dengan suatu 'ilmu', misalnya kebal, bisa hilang, berubah wujud, dan lainnya.
Dia bisa berubah menjadi binatang, sehingga mudah menyusup.
Tapi bagaimanapun perubahannya, pasti ada hal yang janggal pada perubahannya. Misalnya kucing dengan warna 'aneh', ayam dengan betuk 'aneh', dan sebagainya.
Biasanya orang tadi mengincar desa tetangga.
Karena itu, setiap musim Tekek seperti itu, ada yang menyisir daerah perbatasan desa, meronda. Sering ditemukan orang asing yang sedang melakukan persiapan aksinya. Biasanya selalu dalam keadaan telanjang! baik itu laki-laki atau perempuan.
Kalau tertangkap, dia bisa berubah menjadi gila. Ingat kasus Ninja di daerah Tapal Kuda Jatim?
Dia gila untuk menutupi rahasianya. Mirip Kamikazenya Jepang ya?
So, anda mau percaya atau tidak, begitulah keadaannya.
Itu adalah gambaran keadaan beberapa tahun yang lalu, sampai saat ini. Semoga semakin lama kejadian itu semakin hilang.
Kalo menurut aparat, bahwa fenomena ini adalah komoditas politik, karena sebentar lagi Demak akan mengadakan PILKADA, adalah salah.
Tapi kalau dimanfaatkan untuk itu, mungkin saja benar. Karena fenomena (bukan lagi isu) itu sudah ada jauh sebelum ada PILKADA. Masyarakat harus waspada pada pihak yang akan menggunakan fenomena ini sebagai lahan mencari suara.
Yang lebih parah, kalo kejadian ini dimanfaatkan pihak masyarakat itu sendiri.
Masyarakat saling curiga, yang menyebabkan ketidaktenangan mereka sendiri. Ada pula kasus seperti ini.
Akhir kata, ... sebagaimana kata ulama yang peduli dengan keadaan itu, bahwa fenomena itu adalah untuk menjauhkan masyarakat dari agama. Karena itu, semakin mendekatlah pada Allah.
Segala ilmu setan tadi tidak akan mempan terhadap benteng Allah.
Wallahu 'alam...
Ada 17 komentar
Aku tahu berita ini dari SCTV*spam* kelihatannya seru banget, diperlihatkan di TV, penduduknya banyak yang tidur diluar dan banyak yang meronda.
Balas Komentar IniWuihh, Gw tidur sendirian nih, jangan gitu donk, gw jadi takut neh..
Balas Komentar IniKenapa bisa tidur sendirian? kemana anak istrinya?
Kesini deh, aku temani... kita maen PS bareng, asal kamu bawa PS juga kesini ^_^
Balas Komentar Iniditangkep langsung jadi gila... hmmm... kaya'nya dia tuh pura² gila berhubung ketauan lage telanjang... daripada ntar ade nape² mending stel otak jadi gila...
[tulisan di atas ngawur, yang jelas penulis merasa kasihan karena rakyat indonesia sebagian bermental/bermoral seperti itu... pengen sesuatu dengan mengambil jalan pintas...]
T_T *sad expression*
Balas Komentar IniItulah fakta masyarakat kita :(
Anyway, mereka mengambil jalan pintas dengan cara klenik/konvensional...
Tapi perlu diingat, berapa banyak lagi yang mengambil jalan pintas, dengan diembel-embeli modernisasi...
Ikut undian berhadiah rumah, ikut kuis SMS berhadiah uang 100.000.000, forward email berhadiah dollar, menabung dengan hadiah mobil, rumah, etc...
Memang kalau dilihat sekilas, yang modern itu lebih bermartabat dan tidak merugikan orang lain...
Tapi... benarkah demikian?
Bukankah lebih kejam, kita lebih enjoy membuang uang demi hadiah, daripada memberikannya pada pengemis kelaparan di depan mata?
Ironis T_T
Balas Komentar Initenang aja hantu cekik hanya akan mencekik jika korban tersebut "perawan"
Balas Komentar Iniberbahagialah engkau yang "tidak perawan"
Nah tuh...
apa nih definisi "perawan" (kok diberi tanda petik?)
Anyway, banyak laki-laki yang jadi korban, wanita udah punya anak juga ada...
So, what's the mean of "perawan" ? ^_^
Balas Komentar Iniaku baru tahu ada yang namanya hantu cekik gimana ganbaran dan bentuk rupa dan warnanya ya...........
Balas Komentar IniGambaran ga ada, bentuknya juga ga ada yang tau... >:)
Karena setiap yang kena cekik, pasti megap-megap duluan.
Anyway, itu bukan hantu atau setan... kita cuma menyebutnya Tekek (Cekik). Gak ada embel-embel demit, setan, atau hantu...
Balas Komentar Iniwah hebat juga tuh, kalau bisa tampilkan dong gambar hantunya, biar bisa dilihat.okey
Balas Komentar IniHantu ....???? mauuu ;)) tapi hantuchova....=)) cantique coyyy
Balas Komentar IniTunjukin dong hantunya biar bisa pada liat, apa maksudnya tidur diluar biar masuk angin yah ????? enakan juga dikamar bisa mesum, asal gak ama hantunya
Balas Komentar Iniminta alamat hantu Site
Aryo: Jl. Keramat No. 666 Dunia Lain
Balas Komentar IniHaloo Komunitas hantu
Aryo: Mana? waa... jangan menakut-nakuti gitu lah... :D
Balas Komentar IniIkut undian berhadiah rumah, ikut kuis SMS
ehm.. nyindir yo?
ada info kerjaan laen?
Aryo: Cuma yang melakukan yang tersindir ;))
Balas Komentar Inilho, kamu kan gak sebagai pengirim SMS :D
kwe g percoyo karo omo tekek? teko ae neng dukuh sandangan desa wonosalam kecamatan wonosalam kabupaten demak....... nantang-nantango neng tengah deso... ora ono itungan menit wes ilang nyawamu...
Balas Komentar Inicekel omonganku.....
kok adoh temen tekan demak. ndek kene, tengah kuto, nantang-nantang yo gelis ilang nyawamu.
Balas Komentar Inicekel omonganku :D