« Pornografi Cuma Sebagian Kecil di Internet | Depan | Kartu Baru »

Berjalan Perlahan

Salah satu bagian penting dalam hal safety riding (berkendara motor dengan aman) adalah tentang kelonggaran waktu. Hal ini juga berlaku dalam safety driving (mengemudi mobil secara aman).

Misalnya akan menempuh perjalanan yang biasanya memakan waktu 15 menit, sebisa mungkin disediakan waktu yang lebih lama dari itu, katakanlah 25 menit. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga, misalnya terjebak macet, adanya perubahan jalur, kena masalah di jalan, atau banyak hal tak terduga lainnya.

Seandainya disediakan waktu yang nge-pas (mepet), maka akan terkesan adanya pemaksaan target waktu, yang pada akhirnya demi mencapai target, sering kali membuat pengendara motor mengambil resiko yang berbahaya.

Aku sering lihat pengendara yang ndusel, merangsek maju ketika di traffic light, nekat lewat trotoar, nyebrang palang pintu kereta api yang nyaris (atau telah) tertutup, dan aksi nekat lain, yang menurutku kendalanya adalah karena memburu waktu.

Oke lah, aku gak tau latar belakang mereka terburu-buru seperti itu, tentu ada alasan di baliknya.
Namun demi keselamatan diri sendiri dan pengendara lain, alangkah bijaksananya kalau hal tersebut tidak dilakukan. Berangkat lebih awal mungkin bisa menjadi salah satu solusinya.

Kecuali mungkin yang bersifat kasuistis, seperti kebelet pipis, atau anak pertamanya lahir, atau hal mendesak lainnya, yang membutuhkan segera ditangani.

Aku termasuk tipe orang yang sering nge-paskan waktu perjalanan, dan sering pula tidak dapat menikmati perjalanan, karena harus segera sampai di tempat tujuan.

Namun pada saat-saat tertentu, ketika aku mempunyai waktu yang lebih longgar untuk perjalanan, aku lebih suka untuk berjalan perlahan saja, dengan kecepatan sekitar 40 - 60 KMph. (60 KMph itu saat jalan lurus loh, bukan saat berbelok ;)) )

Tapi kecepatan yang terlalu rendah juga dapat berbahaya, atau paling tidak, malah mengganggu pengguna jalan yang lain. Apalagi kalau berjalan lambat dan terlalu ke tengah, menyebalkan sekali. 

Kalau dalam kota dan sekitarnya, kecepatan ideal menurutku ya 40 - 60 KMph. Tidak terlalu merambat, dan tidak terlalu kencang. 

Dengan kecepatan seperti itu, ada kepuasan tersendiri yang aku dapatkan. Bisa menikmati lalu lalang kendaraan lain, lebih mengenal kondisi lingkungan yang aku lewati, baca-baca spanduk/poster, melihat-lihat mahluk bening yang lewat di jalan, dan berbagai hal yang biasanya terlewatkan begitu saja.

Meski menikmati suasana perjalanan, tapi bukan berarti aku kehilangan konsentrasi pada kontrol kendaraan lho. Malah bisa lebih waspada.

Bahkan, jika biasanya perasaan akan menjadi panas kalau didahului pengendara motor lain, namun jika sejak awal sudah diniati untuk berjalan perlahan, meskipun didahului motor vespa juga santai saja, gak ada emosi sama sekali.

Dulu aku pernah membaca statistik, bahwa jumlah kecelakaan kendaraan bermotor, ternyata jauh lebih banyak yang dalam kecepatan rendah. Lupa URL-nya, aku cari lagi belum ketemu. 

Alasannya, dengan kecepatan rendah, konsentrasi cenderung turun dan lebih lama di kendaraan. Kalau dalam kecepatan tinggi biasanya kan lebih waspada. Entah valid atau tidak statistiknya.

Tapi menurutku, meski sama-sama kecelakaan, namun jika dalam kecepatan rendah, resiko damage-nya relatif lebih rendah pula. Aku pernah terjatuh dari motor dalam kecepatan di atas 80 KMph, dan juga pernah ndelosor di aspal pada kecepatan di bawah 30 KMph. Sakit dan rusaknya lebih parah yang dalam kecepatan tinggi :D

Jadi, jika Anda termasuk pengendara cepat, silakan mencoba menjalani unsur safety riding ini :)


TrackBack

TrackBack URL for this entry:
http://mahesajenar.com/git/movabletype/mt-tb.cgi/59

Ada 11 komentar

DK pada November 18, 2006 6:15 PM menulis:

Wah...klo berjalan perlahan bisa kalah nge track dong ma aku hwe...he...he......:D

Aryo: Itu beda dul, mana ada ngetrack kok perlahan ;))

Balas Komentar Ini
ario dipoyono pada November 18, 2006 10:49 PM menulis:

Satu hal yang perlu diingat kang Aryo, setiap melakukan perjalanan selalu membawa STNK dan SIM

Aryo: Iya, aku tau kamu punya SIM baru ;))
Aku memang gak lupa bawa SIM kok, berguna sekali buat nyewa film, soale aku gak punya KTP Malang.

Balas Komentar Ini
oon pada November 19, 2006 10:45 AM menulis:

waks... 60 km/jam kok alon? aku naik skuter paling cepet 35 km/jam xixixi...

Aryo: Wah, jangan terlalu alon, kasian yang di belakange.
Menurut statistik *halah*, tingkat konsumsi BBM paling irit pada kecepatan 45 KM/jam, semakin ke bawah dari itu, atau semakin ke atas dari itu, semakin boros. (ga ada referensi pendung :D )

Balas Komentar Ini
vnz pada November 20, 2006 7:25 PM menulis:

Walaupun sudah melakukan safety riding, tapi yang paling menentukan adalah tingkat apes-e awak. ;))

Aku gag menganut safety riding, yang kuanut dalam mengendarai motor adalah menikmati waktu dan bukan diburu waktu.
I Love Riding..

Aryo: I Love Rit... ah, sudahlah :D

Balas Komentar Ini
bebek pada November 20, 2006 8:06 PM menulis:

ehmmm... safety riding sih harus... cuman ga jamin juga loh...
tapi emang bener kok.. yang penting usaha.. masalah hasil diliat aja... setojo bro? :P

Aryo: Setuju banget ;)
Yang udah ati-ati aja masih mungkin gak selamat, apalagi yang sembrono.

Balas Komentar Ini
aikmaniskali pada November 21, 2006 3:13 AM menulis:

keliatan klo lu ga perna ikut turing atawa rolling thundernya GATS....

Aryo: Sembarangan! sejak kamu masih belum tau bedanya Tiger dan Skuter aku udah ikut rolling thundernya GATS ;;)
Lagian beda kalau konvoi kayak rolling thunder gitu. Lah, kalau konvoi 25 motor Tiger jalan pelan-pelan, lak macet jalan, jadi kayak parade gitu :D

Balas Komentar Ini
anak_bungsu pada November 21, 2006 3:39 PM menulis:

tetep ati2 aja seh klo saran aku, mo ngebut ataupun enggak :-B

Aryo: Yoih!
Rahma ngebut?

Balas Komentar Ini
DenBagus Boenalie pada November 22, 2006 3:03 AM menulis:

Hmm.. Safety riding ya? Bagus juga ide u, Bro! Tapi tetap pertahankan konsentrasi, terutama di daerah kampus, jangan sampe terlewat kalo ada 'penampakan2' yang bagus. Getu loh... Jempol harus selalu siap sedia di klakson!

Aryo: Kalo tentang hal ini sih sudah built-in, untuk otomatis ngebel. Motor dan orangnya udah kompak kok :D

Balas Komentar Ini
Jauhari pada November 22, 2006 1:40 PM menulis:

Setuju ama Komennya VNuz ;)

Aryo: Setuju ama komenku sendiri ;;)

Balas Komentar Ini
GuM pada November 22, 2006 6:35 PM menulis:

Yang penting liat ke depan, jangan tolah-toleh.

*pengalaman nubruk gara2 plirak-plirik*

Aryo: Wah, Ambar seneng plirak-plirik pisan? Ora nyongko, tampange kalem dan romantis, tibake...
Lek lihat ke depan thok yo ora bener, lek liwat perempatan utowo ngarepe gang, kudu tolah-toleh yo, sopo reti ono sing nyebrang

Balas Komentar Ini
Swerburi pada June 1, 2009 5:21 PM menulis:

I should email you about this.

Balas Komentar Ini

Isi Komentar




  Isi Smiley


Pencarian

Komentar Terbaru

December 2021

Mg Sn Sl Rb Km Jm Sb
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31  

Kategori

Arsip

Aryo Sanjaya

Tinggalkan Pesan

Kisah Mahesa Jenar

Kisah dari Tanah Jawa, tentang perjalanan diri Mahesa Jenar.
Download:
Naga Sasra & Sabuk Inten
atau di sini:
download dari SaveFile.com
Theme by: Magic Paper
Didukung oleh
Movable Type 6.3.10


Aryo Sanjaya

Sindikasi