Pornografi Cuma Sebagian Kecil di Internet
*ini seharusnya aku posting di aryosanjaya.net, tapi gpp sekali-kali salah posting ;;) *
Selama ini internet sering dituduh sebagai biangnya pornografi. Siapa saja yang dapat mengakses internet, dapat dengan mudahnya mendapatkan materi pornografi, baik yang berupa teks, gambar maupun video.
Bahkan di kalangan tertentu, perkembangan internet menjadi tersendat karena alasan ini. Misalnya ijin pendirian warnet di lingkungan pesantrenku (dulu), dipersulit karena para pendidik (ustadz) mengkuatirkan adanya siswa/santri akses ke pornografi ini. Mungkin juga di lingkungan pendidikan yang lain (sekolah/madrasah).
Dari fenomena seperti itu, terkesan internet mengandung banyak sekali materi pronografi.
Secara kuantitas, memang banyak sekali pornografi di internet, apalagi buat mereka yang tau caranya, dan hapal alamat-alamat URL-nya.
Namun dari hasil penelitian, jumlah materi pornografi ternyata hanya berkisar 1% dari keseluruhan halaman website di internet.
Berikut ini beritanya: Study finds Web isn't teeming with sex
Meskipun begitu, perlindungan materi pornografi tetaplah harus dilakukan, baik dari sisi server (filter oleh proxy) maupun dari client (filter oleh browser), karena akses ke situs pornografi seringkali terjadi tanpa sengaja (dari banner iklan, window pop-up, spyware, etc).
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor mental. Meskipun jumlahnya sedikit, tapi karena peminatnya banyak, sehingga kemungkinan kesengajaan akses ke situs pornografi juga besar.
Memang benar jumlah halaman website pornografi di internet cuma 1%, tapi jumlah halaman website yang tersimpan di hardisk warnet, 50% lebih adalah materi pornografi (hasil riset dadakan).
Bahkan ada teman yang kalau datang ke warnet, cukup membawa flashdisk, lalu browsing ke hardisk-hardisk di komputer warnet untuk mencari update-an video pron.
Seandainya tidak ada acara inspeksi dari perusahaan, mungkin hardisk di kantor juga mengalami nasib yang demikian. Yang di kantor C6 maupun C1, 50% lebih orangnya adalah peminat pornografi.
Ngaku ora kowe? ;))
Ada 20 komentar
lah datang sendiri kok itu pideo in de hoi londo :p
Aryo: datang, lalu 'selamat datang'? ;))
Balas Komentar IniYang di kantor C6 maupun C1, 50% lebih orangnya adalah peminat pornografi. --- membicarakan diri sendiri yo Jo? kene bagi koleksimu :d
Aryo: Barter yak? ;;)
Balas Komentar Iniaku penasaran sama koleksinya si kaca mata, kamu mintakan ya?
*membayangkan koleksi mp3 krispatih*
klo di hardisk mas gmana aman apa gak dari hal itu ?? hehehe ;)) [-X
Aryo: Waah, jelas aman dong, Ma. Gak ada hal-hal kayak gitu di hardiskku.
Balas Komentar Ini(lha udah aku backup ke CD semua kok :D )
pada ngomongin apaan sih?
ga ngerti dee....
Aryo: Deniall...
Balas Komentar Iniudah brewokan gitu masih ngaku abegeh? :p
yah... kasian internet di salahin trus padahal khan yang salah usernya knapa pake internet untuk nyimpan gambar and film porno
Aryo: Yang salah mungkin di pembentukan mentalnya, kang. Kalau memang mental (ahlak?) terbentuk dengan rapi, bukannya mencari tapi malah menjauhi hal seperti itu.
Balas Komentar IniSekarang ini aku punya akses penuh ke situs porno, tapi gak pernah mencoba membukanya tuh.
(karena udah punya banyak kali ;)) )
halah wong gambar porno aja kok diributin, aku ki lho ben dino adegan porno (dikamar mandi). BETUL KATA KANG ARYO, semua kembali kepada mental usernya. gambar porno bisa jadi positip jk usernya bermental positip dan sebaliknya.... salam 51-55 harapan 10-2. :-@
Balas Komentar Inipornografi di internet? ya suka2 lah, ya gak? gw juga kadang2 masih ngintip kalo lg iseng. tapi mestinya memang yg di warnet juga harus super ketat soal batesan umur, siapa yg boleh atau ga boleh akses ke porn sites. eh, bisa gak ya?
Aryo: Bisa mbok. Kebanyakan software billing warnet sekarang sudah mendukung remote client, bisa melihat layar pengunjungnya. Dan bisa ikut mengkontrol PC client tersebut.
Balas Komentar IniMemang mengurangi privasi, tapi penting untuk menjaga anak di bawah umur, dan mungkin juga untuk menjaga jangan sampai dilabrak orang tua si anak, atau kehilangan pelanggan karena anaknya dilarang ngenet lagi
yeah, blame it on the internet.
Aryo: no blame no flame
Balas Komentar Iniuntung gag masuk yang 50% itu... :-"
Aryo: Jadi masuk ke 50% satunya ya. Hmm, di situ cuma berisi kaum cewek (lency, lina, lucky, elok, etc) dan kaum homok (-you-know-who-)
Balas Komentar Iniuntung aku klo ke wnet slalu ke simplybox yang isi hardisknya hampir bersih dari bokep,;;)
Aryo: Ya, lalu kamu download dari internet dan menghiasi hardisk itu dengan bokep, begitu maksudmu Tum ya?
Balas Komentar IniMangkane kalo kita chatting kok pembahasan gak pernah jauh dari kelamin ;))
agar postingan ini berimbang saya kebetulan sebagai ope warnet akan angkat jemuran eh bicara:
benar, bahwa disetiap hardisk komputer terdapat poto tau pidio parno tapi tidak mencapai 50% paling hanya 5% itu yang nyimpen juga user sendiri dan kami juga mensweepingnya, anak-anak selalu diawasi, bila membuka situs porno langsung di terminated (ditutup secara paksa dengan secara cepat sekedip mata
) browsernya menggunakan remote client (sebenarnya ini rahasia lho). habis user pakai komputer langsung di restatr sehingga cache kosong, begitu juga history URL yang dipakai user sebelumnya.
Aryo: Yeah, 50% itu jelas bukan dari keseluruhan hardisk. Bayangkan dengan besarnya file system, file MP3, dan file master pada hardisk warnet itu.
Yang aku gambarkan sebagai 50% lebih adalah prosentase jumlah materi pornografi dari data user saja, yang disimpan oleh user untuk kemudian di-burning atau disimpan dalam disk, tidak menuduh file itu memang disediakan oleh pihak warnet (meskipun memang ada yang sengaja dibiarkan).
Jumlahnya akan semakin banyak, karena setiap user kadang mengcopy video porno dari data user yang lain, meletakkannya pada folder miliknya sendiri. Sehingga terjadi banyak video kembar, dan menyulitkan kita yang mau ngopy *lho*
Proses sweeping kadang juga membiarkan folder yang diberi nama 'titip dulu ya' atau 'nanti sore diambil' :D
Mengawasi pake remote client? pake B*ll*ngExplorer ya? (abis nginstall itu nih)
ngeri temen??? tapi aku dulu waktu di STM (milik Muhammadiyah) malah diajari internet di sekolah.
Aryo: Yeah, laen ladang laen satpamnya kali :)
Balas Komentar IniProses pembelajaran lingkungan bisa saja berbeda, termasuk bagaimana informasi mengenai internet, pertama kali diterima oleh kalangan 'atas' di lingkungan itu
Pornografi? Porn sites? selama hampir 8 jam sehari x 6 hari kerja berakrab ria dengan internet mosok ga tau mampir ke situ? kadang2 hihihi..refreshing :D
Aryo: Yakin iku dadi refreshing?
Balas Komentar IniBukane malah tambah dadi suntuk? ;))
Komen Dulu baca belakangan :D
Aryo: Awas salah dosis!
Balas Komentar IniBaca aturan pake dulu dong :D
yah jujurlah emang ndak bisa mensweaping setiap waktu karena keterbatasan waktu ope (sok² males mas). bagi kami tidak ada kerahasiaan untuk membuka folder orang lain. walaupun tulisannya "ntar sore diambil" tapi kalau pas di sweep ada materi pornoasik dan pornogratis ya di DEL, kadang memang rancu sih membatasi usia seseorang, malah pernah lho ada cewek buka begituan padahal masih umuran SMA bahkan pernah anak SD cewek. edaaan tenan. katanya sini dulu (pas saya belum disini)juga pernah di kasih software anti porn site tapi google ikutan ke block gara² orangnya searching pake google dalam mencari porn site. ada solusi?
Aryo: Pake remote client itu kayaknya udah bagus. Meski masih manual, tapi user yang di bawah umur tidak begitu banyak kan?
Balas Komentar IniHehe, ini komentar dari user sih, kalo dari sisi ope sih ga tau gimana :)
keknya pengalaman pribadi banget ya... hmmmm :P
Aryo: Kalo ndak pengalaman mana berani nulis di sini, hihihi
Balas Komentar IniEnter at your own risk! Yang artinya, resiko tanggung sendiri. Semua hal pasti ada positif-negatifnya. Yang menjunjung tinggi sisi positifnya pun sesekali 'butuh bantuan' si sisi negatif itu, terutama jika menyangkut urusan perut. Bukannya 'Berani Kotor Itu Baik?'. ;))
Aryo: Kalo ini sih urusan di bawah perut, Bun ;;)
Balas Komentar Iniiya,ya... emang susah bwt ngilangin keinginan liat yang begtuan. Pye kang, ada solusi?
Aryo: Kembali ke kontrol diri masing-masing, kang. Bukan berarti pornografi itu dilarang, karena ada manfaat di balik itu. Yang gak boleh kan penyalahgunaan pronografi.
Balas Komentar IniDan karena banyak orang yang belum waktunya untuk mendapatkan materi pornografi (anak-anak), karena mereka masih belum punya kontrol diri, ya kita harus saling membantu, sebisa mungkin untuk menghindarkan mereka dari materi itu.
Lalu, karena kebanyakan kejadian ini ada di warnet, maka pihak warnet kebagian sampur untuk membantu pelaksanaan tugas bersama ini
Lha piye maneh rek, lha memang datang tak diundang, pulangnya kudu di close.
Salam kenal mas Mod juga teman2 yang lain. Maaf nih nyelonong saja.
Balas Komentar Iniulasan ttg "Aturan tindak pidana dalam UU Pornografi dan UU ITE tentang informasi elektronik bermuatan Pornografi" dapat disimak pada : www.ronny-hukum.blogspot.com
Terima kasih
Balas Komentar Inikalau billing yang saya beli gak ada anti porno lalu bagaimana caranya, apakah anda bersedia memberikan saya illing yang ada anti pornonya.
trimakasih,
wassalam
Balas Komentar IniPutra Sumbawa