Oleh-oleh Legen
Kamis sore, sesaat sebelum persiapan pulang, HP bergetar di meja. Aku angkat, ternyata dari pak dosen. Dia mau bertemu untuk prosesi penyerahan oleh-oleh minuman khas Tuban, yaitu legen.
Kita sepakat bertemu di depan terminal Arjosari, karena kebetulan beliau baru memasuki kota Malang, jadi melewati terminal. Dan kebetulan pula kantorku ada di dekat situ.
Segera aku meluncur ke TKP, dan menemukan beliau sedang melanggar rambu lalu lintas:
Katanya sih rambu itu bukan dilarang parkir, jadi dia boleh parkir di situ.
Tak mengapa, yang penting oleh-oleh legen telah sampai dengan selamat widodo:
Makasih pak dosen.
Saat menulis ini, legen sudah menjadi tuak.
... hikz...
Ada 4 komentar
Padahal tonggo, kene ora kecipratan blas...
Sedih.... :(
Aryo: eman pak lek dicipratne, mending diombe kan >:)
Balas Komentar IniBerharap segera bisa ngeblog!
:d
Aryo: hihihi, ha wong cedek omahe yo akeh warnet ngono loh
Balas Komentar Ini*sok tau*
kok ngga mbagi ke aku?
ditanyain sama yg ngasi oleh2 tuh
Aryo:
ada tulisannya nih: khusus dewasa
Balas Komentar Ini
macam mana legen itu?
halal tak?
Aryo: oh macam-macam, ada legen segar, legen tua, legen minta, legen betulan, dsb.
Balas Komentar Inikalo halal ya tak minum, lha mau tak apakan lagi ;))