Keluar!
Awal pekan kemarin aku membawa mobil mertua ke kantor Samsat Malang, untuk meminta bantuan cek fisik. Mobil kijang silver ini sudah waktunya diperpanjang masa berlaku STNK-nya.
Karena sistem administrasi online Samsat Jatim hanya berlaku di Jawa Timur, sedangkan mobilnya berasal dari Jakarta, maka harus diperpanjang di Jakarta sana. Dan daripada mobilnya yang dibawa ke Jakarta, cukup dicek fisik di Malang kemudian bukti cek fisiknya dikirim ke Jakarta.
Sayangnya, untuk bantuan cek fisik harus dibawa juga BPKB dan KTP pemiliknya. Meskipun aku sudah beberapa kali melakukan bantuan cek fisik, rasanya yang dulu-dulu tidak mewajibkan adanya BPKB dan KTP. Kenapa sekarang ada?
Sayangnya lagi, aku tau itu setelah 2 jam lebih antri bersama dengan deretan puluhan mobil lainnya, setelah ngobrol dengan para pengantri lain yang sedang berteduh.
Saat itu mobil kijang sudah aku buka kap-nya, siap untuk dicek fisik. Ketika petugas cek fisik giliran datang ke mobilku, aku menyambutnya dengan ramah dan bilang kalau BPKB-nya di Jakarta, "gimana baiknya pak?"
Petugas tidak menyahut, langsung menuju ke depan mobil. Aku mengikuti di belakangnya.
Dia menutup kap mobil, dan sambil berjalan ke mobil berikutnya dia mengatakan "keluar".
Sempat tertegun beberapa saat aku mendengarnya. Kaget.
Bukan, aku gak tersinggung dengan perlakuan tegas petugas itu, sebab itu memang kewajibannya, menjalankan tugas sesuai peraturan.
Hanya saja alangkah indahnya kalau hal tersebut berlaku sejak lama, ditegakkan untuk semuanya, dan dijalankan selamanya.
Lebih jauh lagi, aku membayangkan seandainya ketegasan itu juga dimiliki oleh semua penegak hukum, tanpa memandang siapa pelanggarnya, selama melanggar aturan ya harus ditindak.
Agak berkhayal, ketika aku membayangkan seandainya seluruh rakyat Indonesia bersatu, dalam satu kesatuan suara diarahkan kepada semua anggota DPR:
"Keluar"
"Keluar dari negara kami, jangan kembali sebelum engkau bisa menjadi wakil yang amanah bagi kami"
Ada 12 komentar
Dikeluarin dimana?
Balas Komentar IniKalo dari ceritanya sih, dikeluarinnya di kantor samsat.. *eh
Balas Komentar IniMana aja asal kesepakatan bersama.
#demokratis
Balas Komentar Inikalo anggota DPR disuruh "keluar!" mah seneng...
mungkin malah akan dibalas komen, "oke saya keluar, mana duitnya?"
isi gedung DPR sekarang itu orang2 yg nggak tau malu.
perlu dicari trik lain, tampaknya. :D
Balas Komentar IniArtikel yang menarik..
Balas Komentar IniMakasih infonya..
Terus berkarya...:)
itulah bang..kenyataan yg ada pd aparat2 yg kita banggakan..padahal sebenarnya kita yg menggaji mereka..ehh mrk kdng seenaknya..dgn dalih menjalankan aturan..kita berdoa saja smoga kebaikan selalu menyertai kita..
Balas Komentar IniBaik dan buruk selalu ada di mana-mana :)
Termasuk di kalangan anggota Dewan yang "mengatasnamakan" rakyat. Padahal kenyataannya kebanyakan berjuang untuk kepentingannya sendiri.
Ya... semoga suatu hari nanti negeri ini bisa bersih ato minimal sangat minim dari "tikus-tikus" kantor sepert itu :)
Salam Sukses!
Balas Komentar Ini=)) hahaha... pulisinya masih baik itu,mau nutupin kap mobil.. :P :P
Balas Komentar IniUdah lama kok info aturan tsb dan berlaku se Indonesia termasuk di tmpt saya skrg di Makassar. Saya sejak 2010 sudah dikasi tau peraturan tsb dari keluarga saya di Malang (sy di Makassar). jadi saat saya akan cek fisik di Makassar saya minta kirimkan BPKB dari Malang ke Makassar.
Balas Komentar Iniwah setuju.... ternyata masih ada orang yang kayak gitu :) :-O
Balas Komentar IniWkwkwwk... kapok!...
Balas Komentar Iniwani piro....!!!???
Balas Komentar Ini