Memilih Nama
Memilih nama untuk anak adalah perkara mudah namun sulit. Meskipun nama tersebut bisa kita rename setiap saat, namun betapa repotnya kalo tiap ganti nama anak kita harus menelepon teman-temannya: "hei, namaku ganti lagi, tolong update phonebook kamu ya"
Belum lagi efek legalitas, nama sebagai identitas di KTP, catatan sipil, Ijazah, nota hutang, keanggotaan di klub bilyard, dsb, yang pasti menjadi urusan panjang kalo ganti nama.
Intinya: mudah memilih tapi harus untuk selamanya.
Aku dulu sering berpikir. kenapa wanita hamil kok sampai memakan waktu 9 bulan 10 hari? Kalau Tuhan ingin efisien, bukankah bisa 1 hari saja. Jadi kemarin positif hamil, besoknya sudah melahirkan.
Salah satu jawabannya (menurutku) adalah agar orang tua punya waktu untuk mempersiapkan segalanya sebelum kelahiran si bayi, yang salah satunya adalah mempersiapkan nama untuk anaknya.
Di masyarakat, ada pandangan bahwa mempersiapkan nama anak adalah hal tabu, karena dirasa mendahului takdir. Tetapi bagiku tidaklah demikian. Tidak ada maksud mendahului takdir atau memastikan yang belum pasti, namun lebih pada memanfaatkan waktu yang tersedia. Sebagaimana mempersiapkan dana, rencana, dan hal-hal yang membutuhkan pemikiran lainnya. Jangan sampai saat kelahiran anak baru kelabakan dengan banyak hal.
Dan di antara 9 bulan inilah perburuan nama dilakukan.
Berikut ini adalah catatan yang aku gunakan dalam menentukan nama:
1. Nama adalah doa
Asmo minongko jopo, kata orang Jawa, yang artinya kurang lebih "nama merupakan doa".
Nama identik dengan panggilan. Alangkah indahnya jika setiap kali dipanggil, saat itu juga sekaligus didoakan. Karena mayoritas bangsa ini adalah muslim, dan muslim identik berdoa dengan bahasa arab, maka kategori memberikan nama yang mengandung doa ini cenderung menggunakan bahasa arab.
Meskipun seharusnya tidaklah demikian. Doa dalam bahasa jawa juga ok, bahasa mandarin, jepang, inggris, yunani, san sekerta, juga dipersilakan. Asal tau arti dan maksudnya.
2. Kesamaan lafadz dan tulisan
Ini penting agar tidak terjadi kesalahan penulisan, atau bertanya berulang-ulang karena namanya punya banyak bentuk. Nama Rahmad misalnya, berpotensi untuk mengalami variasi: Rahmat, Rakhmat, Rakhmad, dst. Yeni -> Yenny, yenni, yeny.
Pilihan huruf sederhana harus dipertimbangkan di sini.
3. Unik dan mengena
Unik itu bagus, sehingga jika terbersit namanya, langsung terbersit orangnya. Tidak harus memilah-milah dulu di otak karena banyak wajah dengan nama yang sama. Nama Aryo Sanjaya (meskipun hanya samaran) sampai sejauh ini belum ada yang menyamai di dunia ini. Acuannya dari Google Search.
Namun unik saja tidak cukup kalo tidak mengena, yaitu keserasian nama dan orangnya.
Hmm... mau memberikan contoh tapi kuatir tidak etis :)
Dari nama sebisa mungkin sudah bisa tergambar karakter orangnya, jenis kelamin, dsb. Di sini tantangan bagi orang tuanya dalam memberikan nama.
4. Memiliki panjang ideal
Tidak terlalu pendek sebagaimana umumnya nama Jawa. Tidak terlalu panjang sehingga merepotkan saat menulis nama.
Sebagai catatan, nama panjang juga dapat merepotkan saat akad nikah, kasihan mempelai pria kalo harus mengulang-ulang ijab qobul karena kehabisan nafas saat menyebut nama calon istrinya, atau tersedak, atau belibet, atau lupa, dst.
5. Sulit dimanipulasi
Ini kiddies banget sih, dan sulit dihindari. Nama Aryo diubah jadi Parjo, nama Bondhan diganti Bondet, nama Bagas diubah jadi Bagasi. dst. Tidak penting banget sih. Skip saja.
Ada pertimbangan lainnya?
Ada 21 komentar
Apa perlu support SEO dan SERP ya ? jadi saat lahir dan diberi nama sekaligus dibuatkan domain + hosting untuk dijadikan sebuah yang nantinya bisa diteruskan sang anak.
Balas Komentar IniKalo itu sih udah masuk pertimbangan teknis, antara lain jangan mengandung karakter yang perlu di-escape, kayak karakter ' atau \ dsb. Repot kalo database sekolahnya kena SQL injection.
Balas Komentar Ini*cari nama haryono pake google*
=))
sing mettu pertama tibake travel.
Balas Komentar IniBaik pak, bisa dibantu? Tujuannya kemana? Mau pake pesawat, bis, atau dokar? Untuk yang dokar kami ada paket baru, namanya paket swap, jadi kalo kudanya capek, gantian bapak yang narik dokar. Gimana?
Balas Komentar Ini:) :D :)) =))
Balas Komentar IniHalah..halah..
Gak sido Bagas yo? B-)
Ternyata masih bingung memilih nama, semoga nanti gak blunder, masih lima bulan lagi, good luck.. good luck,
Balas Komentar IniDalam masa pemilihan gini ndak ada itu istilah 'gak sido' atau 'harus itu', dsb, karena dalam proses audisi penambahan dan pengurangan itu wajar terjadi. Yang terpilih yang mana? liat aja tanggal mainnya ^^
Balas Komentar IniFitur balas komentar ini, balas si bla bla bla dihilangkan aja Jo.
Balas Komentar IniNggarai aneh.
iyo tah?
*mbalesi bagaskoro*
Balas Komentar Iniom usul nama..
aryo sanjaya junior (lak lanang)
aryawati (nek wedok)
hehehhehehehe
Balas Komentar IniUsul bagus, pinter.
*usap-usap wajan*
Balas Komentar Inijenengke slamet wae lah!
Balas Komentar IniNama dari Kyai biasane bagus dan bermutu. Tapi kalo Kyai yang satu ini... lewat dulu ah ;))
Balas Komentar IniKata orang... nama adalah doa :)
Balas Komentar IniIya Wa, itu kan sudah ada di poin #1 :p
Piye Tuban? Kyai Slamet iku yo teko Tuban, pengrajin legen.
Balas Komentar IniTuban jarene kate digae ibukota indonesia wkwkwkwkw... :P halah mbuh jarang moleh dek tuban aku... :D
Eh mas knapa ya blogku kalo dibuka pake browser chrome mesti dianggap malware hiks... :(
Balas Komentar IniYang penting kalo laki-laki harus dikasih nama yang ada unsur jantannya n kalo perempuan kasih yang ada unsur lembutnya ( pokoke Yin dan Yang deh !! ) >:D
Balas Komentar Ini*catet*
Balas Komentar IniAryo Sanjaya = Jantan?
Balas Komentar Iniini masalah yg sangat penting sekali...
Balas Komentar Iniaku ngalamin sendiri kali ini, sampe usia kehamilan istriku 9 bulan masih belum mantap dengan nama yg di pilih..
mas... ada referensi nama2 jawa. saya lagi cari nama untuk calon anak saya. maunya si yang ada unsur islami digabung sama nama jawa gitu...
Balas Komentar Ini