Dalam film Biker Boyz (2003), pada akhir cerita setelah Smoke (sang ayah) berhasil memberikan motivasi yang tinggi kepada Kid (anaknya), kemudian harus melawan anaknya itu yang ingin merebut gelar "King of Cali" dengan balapan motor.
Saat lomba hampir dimenangkan oleh Smoke, dia sengaja mengendurkan gas motornya sehingga sedikit melambat, hasilnya Kid yang memenangkan perlombaan balap tersebut.
Pada pandangan mata umum, Kid meraih kemenangan itu dengan usaha keras, sampai bekerjasama dengan geng motor lain, sehingga gelar yang disandangnya lebih sah dibandingkan jika ayahnya, Smoke, memberikan gelar itu kepadanya begitu saja.
Mengalah dengan tidak mudah demi satu tujuan.
Analogi sederhana:
Ketika di suatu kampung datang orang tak dikenal, menawarkan kepada setiap warga kampung suatu kontes Keluarga Terbaik, dengan syarat setiap keluarga yang ikut kontes tersebut harus membayar sejumlah uang. Penyetor terbanyak adalah pemenang kontes Keluarga Terbaik.
Dana setoran dikumpulkan dari sumbangan setiap anggota keluarga, sebanyak-banyaknya melalui SMS premium.
Jika anda menjadi anggota keluarga yang ikut kontes, apa yang anda lakukan?
A. Ikut menyumbangÂ
B. Menasehati anggota keluarga lain untuk tidak ikut kontes konyol iniÂ
Awal pekan kemarin aku membawa mobil mertua ke kantor Samsat Malang, untuk meminta bantuan cek fisik. Mobil kijang silver ini sudah waktunya diperpanjang masa berlaku STNK-nya.
Karena sistem administrasi online Samsat Jatim hanya berlaku di Jawa Timur, sedangkan mobilnya berasal dari Jakarta, maka harus diperpanjang di Jakarta sana. Dan daripada mobilnya yang dibawa ke Jakarta, cukup dicek fisik di Malang kemudian bukti cek fisiknya dikirim ke Jakarta.
Sayangnya, untuk bantuan cek fisik harus dibawa juga BPKB dan KTP pemiliknya. Meskipun aku sudah beberapa kali melakukan bantuan cek fisik, rasanya yang dulu-dulu tidak mewajibkan adanya BPKB dan KTP. Kenapa sekarang ada?
Pentingnya ASI untuk bayi sudah tidak perlu diragukan lagi, banyak pendapat yang mendukung hal tersebut, baik secara ilmiah maupun secara agama. Silakan googling mengenai hal ini.
Namun herannya, dalam praktek di lapangan jumlah yang menerapkan penggunaan ASI masih relatif sedikit, terutama ASI ekslusif selama 6 bulan. Dengan berbagai alasan, mencoba mencari pembenar untuk menggunakan susu formula.
Kurangnya informasi kepada pasutri menyebabkan mereka menerima "bisikan" yang diterima dari luar seperti dari nenek si bayi, budhe, tetangga, dan bahkan suster/perawat di tempat bersalin.
Peran pemerintah sebagai fasilitator untuk penyampai informasi ini, masih kalah cepat dibandingkan dengan gerilya produsen susu formula melalui para perawat di rumah sakit atau klinik bersalin.
Sudah cukup lama saya "memerangi" pengendara kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor, yang mengendara sambil menggunakan HP a.k.a ponsel. Entah itu ber-sms, ber-telpon, ber-bbm maupun ber yang lain.
Biasanya saya tegur dengan baik-baik, namun jika diabaikan maka klakson dan tatapan mata menjadi penegasan.
Rasanya sudah banyak kasus yang membuktikan adanya kecelakaan dan bahkan kematian sia-sia gara-gara keteledoran menggunakan HP sambil berkendara. Yang saya ketahui saja ada banyak, terlebih lagi jika digabung dengan yang anda ketahui.
Menurut saya pengendara yang sambil menggunakan HP telah melakukan tindakan bodoh, sebab lalai dengan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Nah, dengan kebodohan tersebut, malah ditambah lagi dengan berkurangnya konsentrasi saat berkendara. Meskipun orang tersebut tidak bodoh, namun dengan kelalaian tersebut terjadilah kombinasi antara bodoh dan tidak konsentrasi.
Harus kita tolong.
Nikah siri beserta kontroversinya sudah menjadi fenomena umum di masyarakat kita. Ada yang menjalaninya dengan sadar dan ikhlas, ada pula yang dengan terpaksa karena keadaan. Namun ada pula yang asal menjalani, bahkan ada yang tidak sesuai syariat sekalipun pokoknya sudah merasa nikah.
Apapun itu, seperti kata pepatah: penyesalan ada di belakang. Lebih parah lagi jika penyesalan ada di depan dan belakang.
Bagi yang berpegang teguh bahwa nikah siri sudah cukup, sudah halal menurut agama, jangan melupakan bahwa kita tinggal di suatu negara dengan segala peraturannya.
Jika sudah yakin bahwa selamanya tidak akan berurusan dengan negara, mungkin ok saja melakukan nikah siri dan lepas dari aturan negara.
Salah satu efek dari nikah siri adalah pernikahannya tidak tercatat oleh negara, padahal dari catatan itulah nantinya data kelahiran anak dimulai. Jika tanpa catatan pernikahan, (lazimnya) bagaimana ada catatan kelahiran.
Namun untungnya negara memfasilitasi kondisi ini, dimana jika warganya sudah terlanjur menikah siri, dan tidak mungkin melangsungkan nikah resmi (misalnya jika si suami sudah terlanjur pergi ke negeri antah berantah / hilang tanpa jejak), masih memungkinkan bagi anak untuk mendapatkan akte kelahiran.
Jaman dahulu, masyarakat sering dengan mudahnya percaya dan manut saja apa kata penguasa. Yang tidak manut dihilangkan tanpa jejak. Atau dibuatkan skenario yang mana pada akhirnya masyarakat maklum dan ngikut saja apa kata sutradara ketika seseorang dieksekusi.
Namun di jaman ini, kecerdasan masyarakat sudah meningkat --sebanding dengan peningkatan jumlah kebodohan tentu saja. Tingkat kemampuan berpikir kritis sudah jauh lebih maju, didukung dengan pertukaran informasi yang sangat cepat. Skenario yang berusaha dibentuk oleh penguasa akan cepat ketahuan lobangnya.
Sayangnya hal tersebut kurang disadari oleh penguasa. Ato mungkin disadari, namun mau gimana lagi. Akhirnya skenario yang bobrok dan tambal sulam tetap dipaksakan. Rekayasa harus tetap jalan. Logika hukum dan kepatutan norma sudah tidak dipertimbangkan. Pokoknyaâ„¢
Jalanan macet dan penuh, tetapi lomba target penjualan kendaraan bermotor semakin merajalela. Pengurusan dan pengontrolan SIM sangat buruk sehingga mempercepat pertumbuhan driver dan rider bego di jalanan.
Pengadilan dan penjara sudah menjadi rahasia umum bukanlah suatu tempat untuk mendapatkan keadilan dan hukuman. Para pembela HAM dan pemberantas korupsi rawan berakhir dengan racun arsenik atau difitnah selingkuh dan terancam hukuman mati.
Selama ini aku paling anti dengan golput, tidak setuju dengan sikap apatis berbalut peduli yang seakan tidak dapat dibodohi. Ok, itu pilihan mereka.
Meskipun mantap akan memilih di pemilu kemaren, namun apa daya, namaku belum masuk ke DPT. Andai mengurus ke kelurahan hanya akan bisa masuk DPT untuk Pilpres nanti.
Jadi, dipaksa untuk golput.
Ndilalah, Pak RT selaku ketua KPPS 16 Sumbersari Dapil V, mengajak untuk bergabung dalam KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara). Demi tetap dapat berpartisipasi nyata pada negara, aku terima tawaran itu. Sip, inilah petugas KPPS yang golput.
Setelah melalui proses yang berbelit, panjang, melelahkan, akhirnya legalisasi menjadi warga Malang tercapai juga:
Barusan ngambil di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Malang.
Pengurusan legalisasi ini sudah berjalan sejak tahun kemarin. Dimulai dari pengurusan surat pindah dari Demak menuju Malang, lalu dilanjut proses di Malang, diawali dari sekretaris RT, ketua RT, ketua RW, Kelurahan, lalu kantor Kependudukan dan Catatan Sipil.
Kasus rebutan hak antara Pemkot Malang dan pihak Unibraw atas kepemilikan jalan tembus yang membelah area kampus Unibraw memang belum tuntas, namun ada satu hal yang sudah terlihat: pungutan 'retribusi' Rp 2.000 setiap kali lewat jalan tersebut sudah ditiadakan[1].
Jalan tembus tersebut memang strategis untuk dilewati menuju Jl. Veteran dari Jl. Soekarno Hatta, atau sebaliknya.
Saat ini jika pengendara akan bergerak antara 2 titik tersebut terdapat dua alternatif: lewat Dinoyo atau lewat Bethek. Keduanya adalah jalan memutar sehingga jaraknya beda jauh. Ditambah lagi 2 titik tersebut adalah 'jalur wajib' yang selalu ramai dilintasi pengguna jalan, kemacetan nyaris setiap saat terjadi di jalur itu.
Sebagai gambaran perbandingan kedua jalur, berikut ini capturan dari Google Earth, dari jembatan Soekarno Hatta menuju perempatan ITN:
Jalur 1, memutar lewat Dinoyo: panjang 2.638 meter
Jalur 2, memutar lewat Bethek: panjang 2.686 meter
Jalur 3, menembus kampus: panjang 844 meter
Terlepas dari siapa pemilik jalan tersebut, mbok yao pastikan gimana baiknya. Bukan nanggung kayak sekarang ini.
Kalo memang untuk umum, buat agar kenyamanan dunia kampus tidak terganggu oleh traffic yang melintas. Dan gak usah bayar kalo lewat situ :)
Kalo memang bukan untuk jalan umum, pastikan yang boleh lewat situ hanya civitas kampus saja. Kalo dibiarkan, ya sama saja dengan jadi jalan umum. Lalu gimana cara memastikan yang lewat itu orang luar yang cuma mau lewat saja atau warga kampus? Ya itu silakan dipikirkan :)
[1] gak yakin, hanya kemarin pagi ketika aku lewat situ[2] sudah gak bayar
[2] nganter adik ke gedung UKM Unibraw
Putraku, si Andai-andai Lumut, tumuruno ono partai kang ngunggah-unggahi.
Partaine ngger, kang akeh kiaine... partai ijo iku kang dadi asmane.
Doh Ibu, kulo dereng purun. Adoh Ibu, kulo mboten mudun.
Senajan kiai, mboten rukun kaleh sedulur.
Putraku, si Andai-andai Lumut, tumuruno ono partai kang ngunggah-unggahi.
Partaine ngger, kang gede massa-ne... partai abang iku kang dadi asmane.
Doh Ibu, kulo dereng purun. Adoh Ibu, kulo mboten mudun.
Senajan gede, mboten remen kaleh capres-e.
Putraku, si Andai-andai Lumut, tumuruno ono partai kang ngunggah-unggahi.
Partaine ngger, kang ganteng ketum-e ... partai biru iku kang dadi asmane.
Doh Ibu, kulo dereng purun. Adoh Ibu, kulo mboten mudun.
Senajan ganteng, ketum-e kathah ngiklan-e.
Putraku, si Andai-andai Lumut, tumuruno ono partai kang ngunggah-unggahi.
Partaine ngger, kang tuwo umur-e... partai kuning iku kang dadi asmane.
Doh Ibu, kulo inggih purun. Duh Ibu, kulo badhe mudun.
Senajan tuwo, kuning niku lambang makmur.
Dari hasil pelaksanaan Pilgub Jatim dan Pilwali Malang kemarin, terungkap jumlah golput yang membengkak drastis, mencapai 40% (sumber: internet).
Jika dikaitkan dengan raihan suara oleh 5 pasang kandidat gubernur, yang mana tidak ada satupun kandidat yang mencapai suara 30%, maka dapat dipastikan pemenang Pilgub kali ini dimenangkan oleh Golput!
Pagi ini aku bangun agak kesiangan, sudah hampir jam 8. Tadi pagi setelah sholat Shubuh memang aku berniat menambah tidur sedikit lagi, karena merasa masih capek setelah perjalanan jauh. Mungkin karena saking lamanya tidak tidur di kamarku yang nyaman ini, jadinya kebablasan. Kesiangan.
Keluar dari kamar disambut oleh sepi, entah pada kemana orang rumah.
Semalam sempat bertemu dengan Bapak, ketika baru saja aku turun dari ojek di depan rumah. Itu artinya Bapak sedang tidak bertugas keluar kota.
Kalo adik-adikku mungkin sekolah. Eh, tapi ini kan hari Minggu. Hmm.
Mg | Sn | Sl | Rb | Km | Jm | Sb |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 2 | 3 | 4 | |||
5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 |
12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 |
19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 |
26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 |
Komentar Terbaru